9 Teori Misterius Pembantaian G30S, Benarkah PKI Dalangnya?

Pesantenanpati.com – Peristiwa kelam yang berlangsung pada tanggal 30 September 1965 menghadirkan cerita misterius yang hingga saat ini masih belum terungkap sepenuhnya.

Sebagaimana diketahui, insiden yang menyebabkan kematian 6 jenderal dan 1 perwira pada tanggal tersebut diyakini terkait dengan tindakan yang dilakukan oleh PKI (Partai Komunis Indonesia), yang bertujuan untuk menjatuhkan pemerintahan Soekarno. Meskipun demikian, apakah narasi sejarah yang telah disusun tersebut dapat dianggap sebagai fakta yang sebenarnya?

Terdapat 9 teori misterius yang membahas siapa yang mungkin berada di balik peristiwa berdarah tersebut. Berikut adalah penjelasannya:

1. Teori Pertama: CIA dalang dari peristiwa G30S/PKI

Selama masa Perang Dingin, persaingan antara Amerika dan Uni Soviet membagi dunia menjadi dua faksi yang berbeda. Namun, Indonesia memilih jalur yang berbeda dan menjadi pelopor dalam gerakan negara-negara non-blok.

Pada saat itu, populasi Indonesia mencapai 30 juta orang dengan pandangan ideologis yang berpihak pada komunisme, sementara Soekarno sendiri mendukung kebangkitan partai komunis di Indonesia. Fakta ini menarik perhatian dan ketidakpuasan Amerika, yang menganggap bahwa netralitas Indonesia telah terkoyak. Dengan melalui operasi rahasia oleh CIA, Amerika berusaha menargetkan pemimpin militer yang saat itu dipegang oleh Soeharto untuk mengatasi situasi ini dengan menjatuhkan Soekarno dari kekuasaan.

2. Teori kedua: adanya kepentingan Inggris dan Amerika

Tersebar pandangan bahwa bukan hanya Amerika, tetapi juga Inggris memiliki keinginan untuk menggulingkan rezim Soekarno. Konsep ini diungkapkan oleh Greg Poulgran dalam karyanya berjudul “The Genesis of Konfrontasi Malaysia Brunei and Indonesia.”

BACA JUGA :   Terdengar Suara Dentuman Misterius di Sebagian Wilayah Gunungkidul, BPPTKG: Bukan Merapi

Pandangan ini timbul akibat respons tegas yang ditunjukkan oleh Soekarno terhadap isu Neokolonialisme dan Neo-imperialisme, yang pada akhirnya dapat menghalangi usaha Inggris dalam mengendalikan sumber daya tambang emas dan minyak bumi.

Pada akhirnya, teori ini mengemukakan bahwa Inggris dan Amerika bekerjasama dalam upaya untuk menjatuhkan Soekarno pada tanggal 30 September 1965.

3. Teori ketiga: Gerakan 30 September hasil konspirasi untur – unsur nekolim

Dalam pidatonya, Soekarno mengaitkan antara Gerakan 30 September dan peristiwa Gerakan 1 Oktober, yang di kenal sebagai Gestok.

Soekarno memandang bahwa penyelenggara peristiwa tersebut tidak dapat diidentifikasi hanya sebagai satu entitas, melainkan bagian dari strategi yang dirancang oleh pihak-pihak yang menganut neokolonialisme dan neo-imperialisme, atau yang sering disebut sebagai nekolim.

Ia juga berkeyakinan bahwa peristiwa ini melibatkan tiga unsur utama, yaitu kepemimpinan dari PKI, manipulasi oleh kekuatan-kekuatan nekolim, dan individu-individu yang tidak bertanggung jawab. Pandangan ini merujuk kepada adanya keterlibatan pihak asing dalam rencana untuk merebut kekuasaannya.

4. Teori keempat: adanya puncak konflik di TNI

Teori berikutnya berpendapat bahwa peristiwa tersebut terjadi karena mencapai puncaknya konflik internal di kalangan militer, termasuk persaingan di antara cabang-cabang angkatan bersenjata dan perbedaan pandangan politik, yakni antara kelompok yang mendukung nasionalis-agama-komunis (nasakom) dan kelompok yang menentangnya (anti-nasakom).

BACA JUGA :   Mengungkap Mitos dan Fakta tentang Ular, Makhluk yang Menarik Perhatian Manusia

5. Teori kelima: Soekarno dalang G30S/PKI

Ketika melihat eksekutor dalam peristiwa tersebut berasal dari pasukan Tjakrabirawa, yaitu unit spesial pengawal presiden, muncul dugaan bahwa Soekarno mungkin telah memerintahkan atau setidaknya mengetahui rencana tersebut.

Situasi ini memunculkan spekulasi bahwa kemungkinan Soekarno sendirilah yang telah memerintahkan atau paling tidak memiliki pengetahuan tentang skema tersebut. Sebab, mengingat perbedaan pandangan antara Soekarno dan beberapa jenderal dalam TNI, ia kemungkinan akan melakukan segala yang di perlukan untuk mempertahankan kekuasaannya. Walaupun demikian, dugaan ini seringkali di anggap sebagai teori yang bertujuan untuk menyalahkan Soekarno secara sepihak.

6. Teori keenam: konspirasi PKI antara Mao Zedong, Soekarno dan Aidit

Teori ini di jelaskan dalam karya berjudul “Kudeta 1 Oktober” yang di tulis oleh ilmuwan asal Ceko, Victor Miroslav Fic.

Dalam bukunya, Fic mengisahkan bahwa peristiwa pada tanggal 30 September 1965 adalah hasil dari konspirasi yang melibatkan Mao Zedong, Soekarno, dan Aidit. Konspirasi ini di duga di lakukan untuk menjaga keutuhan ideologi komunis di tengah-tengah perbedaan pandangan yang ada pada waktu itu.

7. Teori ketujuh: PKI dalang G30SPKI

Dalam bukunya yang berjudul “Collapse In Indonesia,” Brackman menyatakan bahwa PKI terlibat dalam upaya mempengaruhi internal angkatan bersenjata. Pernyataan ini di perkuat oleh dokumentasi dari Central Committee PKI. Motivasi di balik peristiwa ini di yakini berakar dari tujuan Partai Komunis Indonesia untuk memperoleh dominasi sebagai satu-satunya partai dan mengubah Indonesia menjadi negara komunis.

BACA JUGA :   Misteri dan Rahasia Dibalik Palung Mariana

8. Teori kedelapan: Syam Kamruzaman Perancang Gerakan 30 September

Menurut John Roosa, kesimpulannya adalah bahwa perencana utama di balik Gerakan 30 September adalah Syam Kamruzaman, sementara Letkol Untung dan pasukan sayap kiri bertindak sebagai pelaksana di lapangan. Syam di anggap sebagai otak di balik perencanaan peristiwa pada malam itu, tetapi setelah insiden terjadi, Letkol Untung terperangkap dalam situasi tersebut. Beberapa sejarawan menganggap bahwa Syam Kamruzaman memiliki peran penting yang belum terungkap sepenuhnya dalam peristiwa ini.

9. Teori kesembilan: G30S/PKI merupakan kudeta Soeharto

Beberapa versi teori mengemukakan bahwa peristiwa berdarah tersebut memiliki banyak sudut pandang, namun di yakini bahwa Soeharto memiliki peran di dalamnya. Dalam pembelaan Kol. A. Latief, ia mengungkapkan bahwa dua hari sebelum insiden tersebut, ia telah melaporkan adanya rencana operasi pada tanggal 30 September untuk menggagalkan upaya kudeta dewan jenderal. Sebagai hasilnya, terbukti bahwa Soeharto memiliki pengetahuan mengenai rencana operasi yang di lakukan oleh anak buahnya. Sebuah buku lain juga menggambarkan bahwa peristiwa tersebut sebenarnya merupakan usaha kudeta yang melibatkan peran Soeharto. Pasca keluarnya Supersemar, Soeharto kemudian mendapat manfaat, terutama dalam hubungannya dengan Amerika.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *