Pesantenanpati.com – Kepala SDN Jatiroto Ria Sulistyono mengatakan tiga siswanya dirawat di klinik Jatiroto, Wonogiri.
Sulis mengatakan pihaknya telah melaporkan dugaan keracunan yang dialami puluhan siswanya ke Korwil Bidang Pendidikan Kecamatan Jatiroto dan UPTD Puskesmas Jatiroto.
Menurutnya, para siswa mengeluhkan gejala mual, pusing, dan ingin muntah usai mengonsumsi jajanan di sekitar sekolah, berupa minuman yang dibuat pedagang.
“Namun itu baru dugaan sementara ya. Hasil laboratorium sampel muntah belum keluar,” kata Sulis dilansir detikcom, Kamis (8/8/2024).
Selanjutnya, dia menyebutkan sekolah tak bisa memastikan jajanan dari pedagang yang mana hingga membuat anak-anak keracunan. Namun, pihak sekolah telah membentuk paguyuban pedagang untuk diberikan edukasi dari Puskesmas.
“Jadi nanti para pedagang resmi masuk di paguyuban. Misal ada yang pedagang bronjongan yang mau jualan harus masuk ke paguyuban. Biar bisa diajak koordinasi dan dapat edukasi,” kata Sulis.
Sementara Kepala UPTD Puskesmas Jatiroto, Agung Wiransyah, mengatakan informasi siswa yang diduga keracunan diterima pada Rabu (7/8/2024).
“Kita melakukan surveilans. Jajanannya kan kemarin, sampelnya nggak ada. Dugaannya kan minuman sudah diminum,” jelasnya.
Sejumlah anak yang diduga keracunan telah dilarikan ke Puskesmas pada Rabu pagi dan langsung mendapatkan penanganan.
“Iya (gejala mengarah dugaan keracunan), karena kita melihat jumlah anak cukup banyak. Kan ada cerita minum itu, tapi ada juga beberapa yang makan snack. Tapi kita belum tahu, minumnya atau snack. Kita fokus penanganan dan pantau,” ucap Agung.
Sebagai informasi, Puluhan siswa SDN 2 Jatiroto Wonogiri diduga mengalami keracunan setelah makan jajanan yang dijual oleh pedagang di sekitar sekolah.
“Benar (ada siswa SDN 2 Jatiroro keracunan) tadi dapat kabar dari Korwil terkait hal tersebut. Baru saja dapat laporan singkat,” kata Camat Jatiroto Miran.
Kepala SDN Jatiroto Ria Sulistyono menyebutkan bahwa sejumlah anak yang mengikuti ekstrakurikuler marching band pada Selasa (6/8/2024). Pada saat itu siswa mengeluhkan pusing, mual, dan ingin muntah.
“Beberapa siswa kemudian izin pulang. Tidak ikut latihan (marching band),” kata Sulis.
Selanjutnya, Sulis menerima laporan dari grup WhatsApp wali murid kelas VI pada 16.00 WIB. Para wali murid menginformasikan jika anaknya mengalami gejala mual, pusing, dan muntah. (*)