PWI Pati Salurkan Air Bersih pada Warga Terdampak Kekeringan

Pati, Pesantenanpati.com – Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pati menyalurkan bantuan air bersih kepada warga terdampak kekeringan di Bumi Mina Tani.

Ada dua desa yang menjadi sasaran yaitu Desa Plosorejo dan Tanjungsekar Kecamatan Pucakwangi. Penyaluran dilakukan pada Sabtu, (23/9/2023).

Melalui Ketua PWI Pati, Moch Noor Effendi yang terjun langsung mendampingi penyaluran air bersih tersebut mengungkapkan, melalui droping air bersih yang dilaksanakan diharapkan mampu sedikit meringankan beban para korban kekeringan di Kabupaten Pati.

“Biasanya saat banjir kita juga salurkan bantuan, begitu juga saat ini kekeringan kita juga salurkan bantuan,” ucapnya saat menyalurkan air bersih.

Dalam aksi sosial yang diselenggarakan dengan mengusung PWI Pati Peduli tersebut, juga merupakan kerjasama dengan unsur swasta.

Melalui agenda yang sama pula diharapkan mampu menumbuhkan kesadaran masyarakat untuk saling berbagi terhadap para masyarakat yang sedang membutuhkan bantuan.

“Pada hari ini, kita gandeng agen LPG dalam rangka PWI Peduli, harapan dari kami ini bisa menjadi solidaritas untuk berbagi, bahwa ini lho di Pati ada yang sedang membutuhkan air,” tambahnya.

BACA JUGA :   Persembahan Sapi untuk Perbaikan Jembatan Juwana Pati

Sementara itu, pihaknya juga menegaskan bahwa langkah tersebut merupakan awal PWI dalam upaya droping air bersih di Pati. Ke depan pihaknya juga masih akan berupaya menyalurkan air bersih ke wilayah yang dirasa sangat membutuhkan sumber kehidupan tersebut.

Melalui salah satu warga Tanjungsekar, Jarwi mengungkapkan bahwa kekeringan yang terjadi setidaknya sudah dimulai sejak 6 bulan terakhir.

Dimana saat ini air sumur milik warga sudah tidak dapat dikonsumsi. Tak hanya itu, air embung yang selama ini diandalkan warga juga keruh sehingga tidak layak untuk dikonsumsi oleh masyarakat sekitar.

Dengan demikian pihaknya bersama dengan warga untuk sementara masih mengandalkan bantuan air bersih yang selama ini dikirim oleh donatur dari berbagai unsur.

“Kurnag lebih mulai terjadi ya 6 bulan, saat ini sumur kita sudah tidak bisa dikonsumsi, rata-rata air sudah ada di kedalaman 11-12 meter. Sementara ini masih mengandalkan bantuan air,” tandasnya. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *