Pesantenanpati.com – Jajanan anak sekolah sering kali menjadi sorotan karena warna-warnanya yang mencolok dan menarik perhatian.
Warna yang terang memang membuat jajanan terlihat lebih menggugah selera, tetapi tidak semua pewarna yang digunakan aman bagi kesehatan. Beberapa bahkan berisiko menimbulkan dampak buruk jika dikonsumsi secara berlebihan.
Pewarna makanan terbagi menjadi dua jenis, yaitu pewarna alami dan pewarna sintetis.
Pewarna alami umumnya berasal dari tumbuhan, seperti kunyit untuk warna kuning, daun suji untuk warna hijau, atau buah bit untuk warna merah yang termasuk relatif aman dikonsumsi.
Sebaliknya, pewarna sintetis sering digunakan karena lebih murah, lebih kuat, dan tahan lama yang tidak semuanya layak untuk konsumsi.
Menurut Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), masih ditemukan pedagang yang menggunakan pewarna tekstil seperti rhodamin B (merah) dan metanil yellow (kuning) pada jajanan anak.
Kedua zat ini termasuk bahan berbahaya karena bukan diperuntukkan bagi makanan.
Konsumsi jajanan dengan pewarna berbahaya dalam jangka panjang dapat memicu berbagai masalah kesehatan, seperti gangguan pencernaan, kerusakan organ hati dan ginjal akibat akumulasi zat kimia beracun hingga risiko kanker jika dikonsumsi secara terus-menerus.
Penelitian yang dipublikasikan oleh International Journal of Food Science (2018) menunjukkan adanya hubungan antara konsumsi pewarna sintetis berbahaya dengan peningkatan risiko kerusakan sel dalam tubuh.
Untuk mencegah dampak buruk, orang tua dan pihak sekolah memiliki peran penting dalam mengawasi jajanan anak, seperti membekali dengan makanan dari rumah, mengenalkan jajanan sehat dan alami, memberi edukasi tentang bahaya jajanan berwarna mencolok hingga upaya program pengawasan kantin sekolah bersama pihak terkait. (*)












