Semarang, Pesantenanpati.com – Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) RI Muhadjir Effendy mengatakan pihaknya berupaya untuk menurunkan kasus stunting dengan target 14 persen.
“Pak Presiden menyampaikan, 14 persen itu memang ambisius. Kita lihat tahun 2024 akan seperti apa. Sekarang di bulan Juni ini kan kita mengadakan pengukuran dan penimbangan (anak balita), serta intervensi stunting serempak seluruh Indonesia,” kata Muhadjir dalam peringatan puncak Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke-31 tahun 2024 di Lapangan Pancasila, Simpanglima, Kota Semarang, yang berlangsung meriah, Sabtu (29/6/2024).
Selanjutnya, Muhadjir mengatakan bahwa saat ini pengukuran dan penimbangan anak balita sudah mencapai sekitar 92,29 persen. Angka tersebut merupakan status balita yang sudah diketahui, termasuk stunting. Dia berharap kedepannya segera menyentuh 100 persen.
“Itu yang akan kita jadikan titik tolak untuk merancang penanganan stunting ke depan,” jelasnya.
Adapun alat pemeriksaan bayi, lanjutnya, sudah beragam dan seluruh posyandu telah memiliki perlengkapan tersebut.
“Capaian yang ditimbang dan diukur diharapkan bisa 100 persen. Sekarang masih 92,29 persen,” tambahnya.
Sementara, Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) RI Hasto Wardoyo menerangkan dua strategi nasional dalam penanganan stunting, yaitu mengintervensi faktor sensitif dan spesifik.
“Saya kira kedua-duanya harus simultan dijalankan. Secara khusus, strategi paling efisien adalah mendiagnosis yang tepat sehingga kita tahu, pertama, keluarga berisiko stunting mana, dan yang stuntingnya mana. Itu secara khusus,” bebernya.
Kemudian, Hasto menjelaskan bahw aibu hamil dan pranikah Sudha menjadi instrument penting dalam pencegahan kasus stunting. Terutama remaja Perempuan tidak boleh mengalami anemia ataupun kekurangan darah kronis.
“Remaja putri, saya minta betul-betul menaati minum pil penambah darah,” terangnya. (*)