Ini Penyebab Banjir Bandang di Pati Selatan, Benarkah!

Pesantenanpati.com – Banjir bandang yang terjadi di Pati Selatan pada Rabu (30/11/2022) kemarin membuat duka mendalam bagi seluruh warga Kabupaten Pati. Hal tersebut menyusul seorang warga Dukuh Ledokan, Desa Sinomwidodo, Kecamatan Tambakromo terjebak banjir dan akhirnya meninggal dunia.

Selain itu, ratusan rumah di wilayah yang terdampak banjir, ada yang rusak parah, sedang hingga ringan. Tak hanya itu, harta benda seperti mobil, sepeda motor dan peralatan elektronik rusak karena tak sempat diselamatkan. Hal itu tentunya menambah kerugian warga setempat. Selain itu, puluhan hingga ratusan hektar lahan pertanian turut menambah kerugian warga.

Menurut penuturan Kepala Desa Sinomwidodo, Rakimin mengaku, kejadian banjir bandang seringkali terjadi, namun yang terparah terjadi pada malam tadi. Bahkan menurutnya, banyak warga yang terjebak dirumah dan harus dievakuasi ke tempat aman.

“Banjir kali ini, bisa dikatakan yang terbesar dan mengerikan,” ujarnya kepada Mitrapost.com, Kamis (1/12/2022).

Ia mengaku jika pada bulan November kemarin, setidaknya sudah 5 kali banjir bandang. Ketinggian banjir bervariasi, namun yang kemarin itu ketinggian hingga 2 meter lebih, sehingga banyak warga terjebak banjir dan mengakibatkan seorang warga meninggal dunia.

BACA JUGA :   Formasi PPPK bagi Penyandang Disabilitas di Pati Belum Ada Pendaftar

Ia menduga penyebab banjir karena kondisi pegunungan kendeng yang gundul dan tidak ada tanaman keras, sehingga jika terjadi hujan tidak bisa terserap dengan baik, selain itu sedimentasi sungai yang parah dan aktivitas tambang menambah daftar penyebab banjir bandang.

“Pegunungan Kendeng gundul, sehingga jika terjadi hujan sedikitpun, pasti banjir bandang. Ditambah dengan aktivitas tambang yang meresahkan,”lanjutnya.

Ia berharap kepada Pemerintah untuk mencarikan solusi yang terbaik dalam menyelesaikan permasalahan tersebut, sehingga bencana banjir bandang dapat ditekan dan tidak terjadi lagi.

“Sebenarnya bertahun-tahun sudah diketahui problemnya, seharusnya Pemerintah memberikan program  dalam rangka menekan terjadinya bencana. Misalkan Pegunungan Kendeng ini kan gundul, iya harus di reboisasi, selain itu, BBWS ini sudah tau sungainya sedimentasi tinggi, kenapa tidak dikeruk,”pungkas Rakimin.

Sementara itu, Slamet Hartono, Pemerhati Lingkungan mengungkapkan jika Pegunungan Kendeng adalah daerah KARS yang dilindungi seharusnya tidak digunakan untuk penambangan, baik legal maupun ilegal. Ia meminta semua stakeholder harus duduk bersama dengan masyarakat untuk bersmaa-sama menyelesaikannya.

BACA JUGA :   Pemkab Pati Imbau Masyarakat Waspada Modus Pinjol

“Daerah KARS itu kan dilindungi, gak boleh ada aktivitas penambangan. Kalau ada penambangan pasti menebang pohon, nah kalau ada hujan, air pasti menggerus tanah dan mengalir secara cepat kebawah, dibawah ini ribuan warga masyarakat hidup. Dampaknya yang kita lihat sekarang ini, banjir bandang,”ujarnya saat dimintai keterangan Mitrapost.com.

Ia pun meminta Pemerintah untuk mengkaji ulang aktivitas tambang, baik yang legal atau berizin atau tambang liar. Karena menurutnya, jika tidak diselesaikan dengan baik, dampaknya akan semakin besar, mengingat musim penghujan masih panjang.

“Penyebab utama banjir bandang, yakni Kendeng gundul, perlu reboisasi. Disana ada aktivitas penambangan, iya harus dikaji ulang. Kalau yang tak berizin, tinggal ditutup. Polri harus tegas,” lanjutnya. (*)

 

“Ini Penyebab Banjir Bandang di Pati Selatan, Benarkah!”. Mitrapost.com, 30 Nov 2022.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *