Kesehatan Mental Perempuan saat PMS dan Menjelang Haid

Pesantenanpati.com – Setiap bulan, banyak perempuan mengalami perubahan suasana hati yang mendadak menjelang menstruasi.

Perasaan jadi lebih sensitif, gampang tersinggung, cemas tanpa sebab, atau tiba-tiba merasa sangat sedih padahal tidak ada masalah besar yang terjadi.

Semua ini bukan drama, melainkan bagian dari gejala Premenstrual Syndrome (PMS) yang nyata dan bisa memengaruhi kesehatan mental secara signifikan.

PMS terjadi akibat fluktuasi hormon, terutama estrogen dan progesterone yang mulai menurun sekitar seminggu sebelum menstruasi. Hormon-hormon ini berperan besar dalam mengatur zat kimia di otak, seperti serotonin, yang memengaruhi suasana hati.

Ketika kadarnya berubah drastis, emosi pun jadi ikut berantakan. Menurut American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG), sekitar 85% perempuan mengalami setidaknya satu gejala PMS setiap bulan, termasuk gejala psikologis seperti kecemasan, depresi ringan, dan gangguan tidur.

Ada pula kondisi yang lebih berat dari PMS, yaitu Premenstrual Dysphoric Disorder (PMDD) yang merupakan gangguan suasana hati yang jauh lebih intens dan bisa sampai mengganggu aktivitas sehari-hari.

BACA JUGA :   Mengapa Anda Harus Menghindari Tidur dengan Rambut Basah

Gejalanya bisa berupa kemarahan berlebihan, perasaan putus asa atau kehilangan minat pada aktivitas yang biasa disukai. PMDD dialami oleh sekitar 3–8% perempuan, menurut Mayo Clinic. Meski jarang, kondisi ini sering tidak terdiagnosis karena dianggap “cuma PMS biasa”.

Selain perubahan hormon, faktor gaya hidup juga memperburuk gejala. Kurang tidur, stres berlebih, konsumsi kafein atau gula secara berlebihan, bisa memperparah mood swings.

Begitu juga dengan kurangnya dukungan sosial. Ketika lingkungan sekitar tidak memahami bahwa emosi yang dirasakan tidak dibuat-buat, perempuan bisa merasa makin tertekan dan tidak divalidasi.

Menjaga kesehatan mental saat PMS bukan berarti harus menghindari semua aktivitas. Justru penting untuk mendengarkan tubuh dan memberi waktu untuk istirahat sejenak.

Olahraga ringan seperti yoga atau jalan kaki, serta asupan makanan bernutrisi seperti sayuran, buah, dan makanan tinggi magnesium bisa membantu memperbaiki suasana hati.

Mengurangi konsumsi junk food dan memperbanyak minum air putih juga bisa membantu mengurangi rasa lesu dan mudah marah.

Satu hal yang tak kalah penting adalah self-compassion. Jangan merasa bersalah jika kamu merasa lebih emosional dari biasanya. Validasi perasaan sendiri dan beri ruang untuk healing.

Perempuan memiliki siklus biologis yang unik, dan itu bukan kelemahan. (*)

BACA JUGA :   Manfaat Daun Pepaya yang Bagus untuk Kesehatan Kulit Hingga Masalah Pencernaan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *