Pesantenanpati.com – Meski sudah berada di zaman modern, namun tak jarang sihir atau santet masih ditemui.
Sebagai ummat muslim, tentu cara yang bisa dilakukan untuk membentengi diri dari sihir dan santet adalah dengan meminta perlindungan dari Sang Maha Kuasa melalui doa.
Berikut ini doa untuk menghindari terkena santet atau sihir.
Surat Al-Baqarah
Surat Al-Baqarah bisa menjadi bacaan doa yang menghindarkan atau menghilangkan sihir atau santet dalam tubuh manusia.
Rasulullah SAW juga pernah bersabda mengenai manfaat surat Al-Baqarah untuk menangkal sihir dan santet, sebagaimana yang diriwayatan dalam Hadist Riwayat Muslim berikut ini.
“Bacalah Surah Al-Baqarah! Karena sesungguhnya mengambilnya (membacanya) adalah barakah dan meninggalkannya adalah penyesalan (kerugian), dan sihir tidak akan mampu menghadapinya,” (HR. Muslim).
Surah Al-Muawwidzat (Al-Falaq dan An-Nas)
Surat Al-Falaq dan An-Nas merupakan surat terakhir dalam Al-Quran. Kedua surat tersebut bisa dibaca untuk menghilangkan sihir atau santet yang ada dalam tubuh.
Surat tersebut memiliki keutamaan atau fadhilah yang agung. Surat ini biasanya juga digunakan untuk berlindung dari sihir, godaan setan, hingga untuk terhindar dari kejahatan yang dilakukan manusia.
Tak hanya itu, menurut Wahbah Az Zuhaili dalam Tafsir Al-Munir, kedua surat tersebut bisa dijadikan penjagaan ataupun obat.
Rasulullah SAW sendiri sering membaca surat tersebut sebelum tidur. Sebagaimana yang termuat dalam hadist berikut.
“Dari Aisyah ra bahwasanya nabi Muhammad saw jika pergi ke tempat tidur beliau setiap malam, beliau mengumpulkan kedua telapak tangan beliau, kemudian beliau meniupkan dalam terbukanya dan membaca Surah Al-Ikhlas, Surah Al-Falaq dan Surah An-Nas. Kemudian dengan kedua telapak tangan tersebut, beliau mengusap tubuh beliau, dimulai dari kepala dan wajah serta anggota tubuh lainnya. Beliau melakukan hal itu sebanyak tiga kali,” (HR. Bukhari).
Ayat Kursi
Ayat Kursi juga merupakan bacaan yang dapat menghindarkan dari sihir atau santet. Dilansir dari beberapa sumber, cara menggunakan bacaan ini sebagai pelindung adalah dengan menghadap ke kiblat dan membaca ayat tersebut sebanyak tujuh kali di luar ruangan.
Setelah itu, menghadap ke arah lainnya secara bergantian dan membaca ayat tersebut sebanyak tujuh kali. Dan kemudian kembali menghdap Barat membaca ayat Kursi tujuh kali.
Kemudian ditambah menghadap arah atas dibaca tujuh kali dan ke arah bawah dibaca tujuh kali.
Rasulullah SAW pernah bersabda bahwa Ayat Kursi bisa menjaga manusia dari setan.
“Apabila engkau mendatangi tempat tidur (di malam hari), bacalah Ayat Kursi, niscaya Allah akan senantiasa menjagamu dan setan tidak akan mendekatimu hingga waktu pagi,” (HR. Al-Bukhari).
Doa Rasulullah SAW untuk Hasan dan Husain
Rasulullah SAW pernah meminta perlindungan Allah SWT untuk Hasan dan Husain. Doa inilah yang bisa menjadi penangkal dari sihir dan santet.
أَعُوذُ بِكَلِمَاتِ اللَّهِ التَّامَّةِ مِنْ كُلِّ شَيْطَانٍ وَهَامَّةٍ ، وَمِنْ كُلِّ عَيْنٍ لاَمَّةٍ
“Audzu bi kalimaatillahit taammati min kulli syaithonin wa haammatin wa min kulli ‘ainin laammatin.”
Artinya: “Aku berlindung dengan kalimat-kalimat Allah yang telah sempurna dari godaan setan, binatang beracung dan dari pengaruh ‘ain yang buruk),” (HR. Bukhari, no. 3371).
Dua Ayat Terakhir Surat Al-Baqarah
Rasulullah SAW bersabda mengenai keutamaan dua ayat terakhir surat Al Baqarah.
مَنْ قَرَأَ بِالآيَتَيْنِ مِنْ آخِرِ سُورَةِ الْبَقَرَةِ فِى لَيْلَةٍ كَفَتَاهُ
Artinya: “Siapa yang membaca dua ayat terakhir dari surat Al-Baqarah pada malam hari, maka ia akan diberi kecukupan,” (HR. Bukhari no. 5009 dan Muslim no. 808).
Dua ayat terakhir surat Al Baqarah yaitu ayat 285-286 memiliki arti sebagai berikut.
“Rasul telah beriman kepada Al-Quran yang diturunkan kepadanya dari Rabbnya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (Mereka mengatakan): ‘Kami tidak membeda-bedakan antara seseorang pun (dengan yang lain) dari rasul-rasul-Nya’, dan mereka mengatakan: ‘Kami dengar dan kami taat.’ (Mereka berdoa): ‘Ampunilah kami ya Rabb kami dan kepada Engkaulah tempat kembali.’
Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (Mereka berdoa): ‘Ya Rabb kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Rabb kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Rabb kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri maaflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir’.” (*)