Pesantenanpati.com – Terlalu ketat dalam mengarahkan atau mengatur anak ternyata memiliki dampak yang tidak baik.
Orang tua yang strict atau strict parents dalam ilmu psikologi diartikan sebagai orang tua yang menetapkan standar yang tinggi bagi anak-anaknya.
Oleh karena itu, mereka disebut orang tua yang otoriter, apalagi berkaitan dengan kedisiplinan dan kepatuhan anaknya.
Mereka biasanya akan ikut campur dalam pilihan hidup anaknya meskipun anaknya telah dewasa. Hal ini yang menyebabkan anak menjadi tak memiliki kesempatan menyampaikan pendapatnya.
Orang tua yang memiliki pola asuh seperti itu akan membenarkan segala tindakannya dengan alasan itu adalah demi kebaikan anaknya.
Meski begitu, orang tua dengan pola asuh strict parents cenderung tidak mengetahui jika ia sedang melakukan hal yang salah dan tak mengetahui jika ia strict parents.
Ciri bahwa orang tua strict parents adalah mereka menerapkan banyak aturan ketat yang menuntut, anak dituntut memenuhi aturan yang dibuat tanpa toleransi, anak dihukum jika tidak patuh, dan menggunakan perkataan kasar.
Selain itu mereka juga cenderung menetapkan harapan yang tinggi yang tidak realistis kepada anak, sikap dingin, tidak responsif, prestasi akademis bagi mereka adalah keberhasilan.
Mereka juga menganggap keputusannya kepada anak selalu benar. Dan mereka membuat batasan yang membuat anak tak bisa dekat.
Pola asuh macam ini bisa memberikan dampak negatif pada anak. Pada psikologis anak, ia bisa saja menjadi depresi dan tidak bahagia. Anak akan mudah merasa cemas karena takut tak bisa memenuhi standar orang tua.
Bisa mengundang gangguan perilaku pada anak seperti anak menjadi tukang bully, tidak percaya diri, dan suka berbohong.
Anak juga akan tumbuh menjadi orang yang tidak bisa mengatur dirinya sendiri dan memiliki motivasi yang rendah. (*)