Pesantenanpati.com – ketika kamu memiliki ponsel, laptop, atau bahkan smartwatch, besar kemungkinan di dalamnya terdapat baterai lithium.
Baterai lithium sudah menjadi andalan dalam dunia gadget modern. Tapi, mengapa hampir semua perangkat sekarang memilih baterai lithium, bukan jenis lain seperti nikel atau alkaline?
Menurut Apple, salah satu alasan utamanya adalah kapasitas energi yang tinggi. Baterai lithium bisa menyimpan banyak energi dalam ukuran yang kecil dan ringan.
Hal ini menjadi penting bagi gadget karena saat ini kebutuhan pasar menuntut adanya perangkat yang tipis, ringan, dengan tetap tahan lama ketika dipakai.
Selain itu, baterai lithium memiliki daya tahan pemakaian yang lebih lama dibanding jenis baterai isi ulang lainnya. Artinya, kamu bisa mengisi ulang berkali-kali sebelum kapasitasnya mulai berkurang.
Umumnya, baterai lithium bisa bertahan ratusan hingga ribuan siklus pengisian sebelum performanya menurun drastis.
Keunggulan lain adalah self-discharge rate atau tingkat kehilangan daya ketika tidak digunakan yang rendah. Jadi, meskipun gadget dimatikan atau jarang dipakai, baterainya tidak akan cepat habis.
Baterai lithium juga fleksibel dalam desain. Produsen bisa membuatnya dalam berbagai bentuk dan ukuran mulai dari yang pipih untuk ponsel, hingga yang silinder untuk laptop atau kamera. Fleksibilitas ini membuat gadget memiliki desain yang lebih tipis dan elegan.
Namun, bukan berarti baterai lithium tanpa kekurangan. Salah satu tantangan terbesar adalah risiko panas berlebih. Jika tidak dirancang dengan sistem pengamanan yang baik, baterai bisa memanas hingga berbahaya.
Itu sebabnya gadget modern selalu dilengkapi dengan kontrol suhu dan sistem perlindungan bawaan. Selain itu, baterai lithium juga cenderung mahal untuk diproduksi dibanding baterai jenis lama.
Kendati begitu, teknologi ini terus berkembang. Saat ini, para peneliti sedang mengembangkan baterai lithium generasi baru yang lebih aman, tahan lama, dan ramah lingkungan. (*)
