Pati, Pesantenanpati.com – Mayoritas petani di Kabupaten Pati ternyata telah memiliki kartu tani. Tinggal 5 persen petani yang dalam proses pembuatan, sedangkan sisanya atau sebanyak 95 persennya telah memiliki.
Aldoni Nurdiansyah, Fungsional Analis Sarana dan Prasarana (Ansarpras) Dinas Pertanian (Disperta) Kabupaten Pati menyebut bahwa jumlah petani di Pati sendiri mencapai sekitar 119.000.
“Untuk keseluruhan kartu tani Distribusi sudah dilakukan hampir 95% dari petani 119 ribu NIK yang terdaftar di E-ALOKASI 2023,” ujar Doni.
Data petani di kartu tani berbasis Nomor Induk Kependudukan (NIK) ini juga terintegrasi dengan aplikasi E-Alokasi. Disana tercantum profil petani, luas lahan, komoditas hingga dosis pupuk yang direkomendasikan untuk tanaman.
Tidak semua orang dapat memiliki kartu tani, ada kriteria khusus serta sejumlah persyaratan yang harus dipenuhi oleh para petani.
Menurut Doni kesadaran para petani untuk memiliki kartu tani sudah tinggi seiring manfaatnya yang dapat dirasakan.
Kartu tani ini difungsikan untuk mendapatkan pupuk bersubsidi dengan harga murah. Para petani bisa membeli pupuk subsidi di outlet resmi pupuk sesuai dengan jatah yang tertera di kartu tani.
Kartu tani juga bisa digunakan layaknya buku tabungan bank, untuk simpan uang bahkan mengakses program kredit usaha rakyat (KUR).
Ke depannya untuk penebusan pupuk, akan dipermudah. Tidak perlu menggunakan kartu tani, cukup menggunakan KTP.
Petani cukup menscan KTP ke aplikasi T-Puber di kios pupuk aplikasi I puber. Mekanisme ini baru diujicobakan di 5 provinsi di Indonesia dan akan dicanangkan secara nasional di tahun 2024, jika uji coba berhasil.
“Mungkin kita akan tahu tahun 2024 nanti seperti apa, info yang tak dapat dari Pupuk Indonesia, kemungkinan T-Puber akan digunakan secara nasional menggantikan kartu tani. Tapi ini masih issue,” tandasnya. (*)