Pesantenanpati.com – Banyak orang mengira flu dan pilek adalah penyakit yang sama karena penyerangannya berada dalam satu saluran, yaitu pernapasan. Padahal, keduanya memiliki perbedaan yang cukup jelas terutama dari segi gejala, tingkat keparahan, hingga penyebabnya.
Memahami perbedaan ini penting agar kamu bisa menentukan perawatan yang tepat dan mencegah kondisi agar tidak menjadi semakin parah.
Melansir dari Halodoc, pilek biasanya disebabkan oleh berbagai jenis virus, seperti rhinovirus yang tergolong ringan dan sering dialami oleh banyak orang. Gejala pilek muncul secara bertahap, seperti hidung tersumbat, bersin, batuk ringan, tenggorokan gatal, dan terkadang demam rendah.
Meski mengganggu aktivitas, pilek jarang menyebabkan komplikasi serius dan umumnya pulih dalam beberapa hari dengan istirahat cukup, air hangat, dan obat pereda gejala.
Sementara itu, flu disebabkan oleh virus influenza yang memiliki tingkat infeksi lebih kuat. Berbeda dengan pilek, gejala flu biasanya muncul secara mendadak dan terasa lebih berat.
Penderita flu bisa mengalami demam tinggi, sakit kepala, nyeri otot, menggigil, kelelahan ekstrem, hingga batuk yang lebih parah. Kondisi ini dapat membuat tubuh terasa sangat lemas dan membutuhkan waktu pemulihan yang lebih lama.
Dalam beberapa kasus, flu bahkan bisa menimbulkan komplikasi, terutama pada anak kecil, lanjut usia (lansia), ibu hamil, atau orang dengan penyakit tertentu.
Perbedaan lainnya terlihat dari cara penyebarannya. Virus flu lebih mudah menular dan menyebar cepat, terutama di musim hujan atau saat terjadi perubahan cuaca. Karena itu, vaksin flu biasanya direkomendasikan bagi kelompok rentan untuk mengurangi risiko infeksi berat.
Sebaliknya, pilek lebih sering terjadi tetapi penularannya tidak seagresif flu. Untuk mengatasi keduanya, langkah dasar seperti memperbanyak minum air putih, istirahat cukup, menjaga pola makan, dan mengonsumsi obat sesuai anjuran tetap efektif.
Namun jika gejala terasa berat, berlangsung lama, atau disertai sesak napas, sebaiknya segera periksa ke tenaga medis. (*)













