Dampak Negatif Rasa Iri yang Berlarut terhadap Kesehatan Mental

Pesantenanpati.com Perasaan iri merupakan emosi yang wajar dialami setiap orang. Namun, apabila perasaan iri dibiarkan terus-menerus tanpa kendali, hal ini dapat memberikan dampak buruk, terutama pada kesehatan mental.

Berbeda dengan motivasi yang sehat, iri yang berlarut-larut sering kali menumbuhkan energi negatif, merusak hubungan sosial, hingga mengganggu keseimbangan psikologis. Membandingkan diri dengan orang lain secara berulang dapat memicu stres dan rasa cemas.

Menurut penelitian yang dipublikasikan dalam Frontiers in Psychology, iri yang berkepanjangan berhubungan erat dengan meningkatnya tingkat kecemasan karena individu merasa tidak pernah cukup dengan apa yang dimiliki.

Perasaan iri membuat seseorang lebih fokus pada kekurangan daripada kelebihan dirinya. Hal ini menggerus rasa percaya diri secara perlahan. Akibatnya, individu merasa minder, ragu dalam mengambil keputusan, hingga kehilangan motivasi untuk berkembang.

Dalam jangka panjang, kondisi ini dapat memengaruhi produktivitas baik di dunia kerja maupun kehidupan pribadi.

Jika tidak diatasi rasa iri dapat berubah menjadi dengki, yaitu keinginan agar orang lain kehilangan apa yang dimilikinya. Sikap ini berbahaya karena tidak hanya merusak hubungan sosial, tetapi juga mengganggu ketenangan batin.

BACA JUGA :   Waspada! Inilah 7 Bahaya Tidur dengan Kondisi Rambut yang Masih Basah

Rasa iri yang mendominasi pikiran juga dapat memengaruhi kualitas tidur. Seseorang mungkin terus-menerus memikirkan pencapaian orang lain hingga sulit beristirahat. Akibatnya, gangguan tidur seperti insomnia bisa terjadi.

Selain itu, konsentrasi dalam menjalani aktivitas sehari-hari juga menurun karena pikiran dipenuhi perbandingan yang melelahkan.

Dalam kondisi yang lebih serius, iri yang tidak terkendali bisa menjadi salah satu faktor pemicu depresi. Perasaan tidak puas, rendah diri, dan terjebak dalam lingkaran perbandingan sosial membuat individu merasa tidak berharga.

Studi dalam Journal of Affective Disorders (2019) menemukan bahwa perasaan iri berhubungan dengan gejala depresi, terutama ketika seseorang tidak memiliki strategi sehat untuk mengatasinya.

Dampak terakhir dari iri yang berlarut-larut adalah menurunnya kualitas hidup secara keseluruhan. Individu kehilangan rasa syukur, sulit menikmati pencapaian pribadi, serta lebih mudah merasa kecewa.

Hubungan dengan orang sekitar pun bisa terganggu, karena iri memunculkan prasangka buruk dan mengikis rasa empati.

Iri memang bagian dari sifat manusia, tetapi jika dibiarkan tanpa kendali maka dampaknya bisa merusak kesehatan mental maupun kualitas hidup.

BACA JUGA :   Dampak Media Sosial terhadap Kesehatan Mental Remaja

Oleh karena itu, penting untuk mengenali gejalanya sejak dini dan mengelola dengan langkah positif, seperti melatih rasa syukur, membatasi perbandingan diri, serta mengubah iri menjadi motivasi. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *