Pesantenanpati.com – Malam Nisfu Syaban menjadi salah satu momen penting bagi umat Islam, terutama di Indonesia. Tradisi ini diperingati setiap tanggal 15 Syaban dalam kalender Hijriah dan sering dianggap sebagai waktu yang penuh keberkahan.
Banyak masyarakat melakukan doa bersama, membaca Surah Yasin, hingga memperbanyak amalan sunnah. Namun, untuk memahami tradisi ini secara utuh, perlu melihat akar sejarah, makna spiritual, serta amalan yang biasa dilakukan.
Melansir dari NU Online, Nisfu Syaban dikenal dalam literatur keislaman sebagai salah satu malam yang memiliki keistimewaan. Beberapa riwayat menyebutkan bahwa pada malam tersebut Allah memberi ampunan hamba-Nya, kecuali bagi orang yang masih menyimpan permusuhan dan kedengkian.
Meski terdapat variasi pandangan ulama mengenai status hadis yang berkaitan dengan keutamaan malam ini, tradisi memperbanyak doa dan ibadah tetap berkembang luas di berbagai wilayah, termasuk Indonesia.
Dari sisi praktik, masyarakat umumnya mengisi malam Nisfu Syaban dengan membaca Surah Yasin sebanyak tiga kali, masing-masing dengan niat berbeda, seperti memohon umur panjang berkah, kelancaran rezeki, dan keteguhan iman.
Selain itu, dzikir, istighfar, serta shalat sunnah menjadi amalan lain yang sering dilakukan. Kegiatan ini tidak hanya bersifat ritual, tetapi juga membantu memperkuat rasa tenang dan refleksi diri menjelang bulan Ramadan.
Tradisi Nisfu Syaban juga memiliki dimensi sosial. Di banyak daerah, kegiatan doa bersama dilakukan sebagai sarana mempererat hubungan antarwarga dan menumbuhkan rasa kebersamaan.
Beberapa masyarakat bahkan memadukannya dengan sedekah atau berbagi makanan sebagai bentuk kebaikan sosial.
Meskipun tidak semua amalan pada malam Nisfu Syaban memiliki landasan yang seragam di kalangan ulama, inti dari peringatan ini tetap berfokus pada introspeksi, memohon ampunan, serta memperbanyak kebaikan menjelang Ramadan. (*)
