5 Desa di Blora Akan Terdampak Pembangunan Bendung Gerak Karangnongko

Pesantenanpati.com – Sebanyak lima desa yang ada di Kabupaten Blora akan terdampak pembangunan Bendung Gerak Karangnongko.

Sebelumnya dinyatakan bahwa pemerintah Kabupaten Blora siap mendukung Proyek Strategis Nasional (PSN), pembangunan Bendung Gerak Karangnongko di perbatasan Blora dan Bojonegoro oleh Kementerian PUPR RI.

Berdasarkan penuturan dari Bupati Blora Arief Rohman mengatakan bahwa pihaknya merasa bersyukur dengan adanya Bendung Gerak Karangnongko.

Diharapkan dengan adanya bendungan tersebut, bisa bermanfaat bagi irigasi pertanian, penyediaan air bersih, peningkatan air muka tanah, dan pengurangan potensi banjir wilayah hilir.

Namun, bupati meminta bantuan pemerintah pusat agar proses pembebasan lahan bisa dikawal bersama dan disosialisasikan dengan baik kepada masyarakat.

“Beda dengan Bojonegoro, wilayah terdampak lebih banyak kawasan hutan. Sedangkan di Blora banyak pemukiman penduduk yang terdampak, sehingga harus diperhitungkan betul. Setidaknya ada lima desa yang nantinya terdampak genangan. Kita minta datanya, yang pasti untuk dasar kita melaksanakan sosialisasi di bawah. Akan kita gandeng Forkopimda untuk turun bersama,” ungkap bupati pada rapat pembahasan kelanjutan tahapan pembangunan Bendung Gerak Karangnongko, di Jakarta, Selasa (3/1/2023).

BACA JUGA :   Pemkab Wonogiri Batasi Waktu Operasional Tempat Hiburan Selama Ramadan

Adapun lima desa yang akan terdampak pembangunan Bendung Gerak Karangnongko tersebut, lanjutnya, yakni Desa Mendenrejo, Ngrawoh, Nginggil, Nglebak, dan Megeri. Semuanya berada di wilayah Kecamatan Kradenan.

“Perhitungan awal untuk area genangan wilayah Blora seluas 363,49 hektare. Sedangkan area tapak Bendung ada 22,58 hektare (wilayah hutan KHDTK Getas UGM Yogyakarta),” tambahnya.

Di lain sisi, Direktur Bendungan dan Danau Ditjen SDA Kementerian PUPR RI, Airlangga Mardjono, menyampaikan bahwa pembangunan bendungan ini sempat tertunda, lantaran refocusing anggaran saat pandemi Covid-19.

Namun, pihaknya memastikan pembangunan Bendung Gerak Karangnongko di perbatasan Blora, Jawa Tengah, dan Bojonegoro, Jawa Timur akan dilanjutkan.

“Apalagi sudah masuk Proyek Strategis Nasional (PSN), sehingga pembangunan harus dilanjutkan. Kami berharap, proses pembebasan lahannya bisa mulai dilakukan tahun 2023 ini, sehingga sesuai timeline nantinya pembangunan konstruksi bisa dimulai 2024, dan target selesai 2027,” ungkap Airlangga.

Untuk itu, lanjut Airlangga, pihaknya meminta pihak BBWS Bengawan Solo, bersama Pemprov Jateng, Pemprov Jatim, Pemkab Blora, dan Pemkab Bojonegoro segera menetapkan luasan total lahan terdampak yang harus dibebaskan, dan menyusun tahapan pembebasan lahannya melalui beberapa skema.

BACA JUGA :   Cuaca Ekstrem Ancam Jateng pada 19-21 Oktober 2024

“Ini sangat komplek, ada tanah hak milik, ada tanah Perhutani, ada tanah wakaf, tanah desa, dan lainnya. Harus dipetakan dengan baik, agar nantinya bisa disosialisasikan kepada masyarakat dengan baik pula tanpa menimbulkan polemik. Kita harus mendukung PSN Bendung Gerak Karangnongko ini untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat,” imbuhnya. (*)

 

5 Desa di Blora Akan Terdampak Pembangunan Bendung Gerak Karangnongko“. Mitrapost.com, 5 Januari 2023.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *