Pesantenanpati.com – Berikut fenomena langit pada bulan Maret 2024.
Diprediksi, akan ada berbagai fenomena langit yang akan terjadi disepanjang bulan Maret 2024.
Apa saja?
Berikut fenomena langit yang diprediksi akan terjadi pada bulan Maret 2024 :
-
Venus bertemu Jupiter (2 Maret 2024)
Membuka Maret 2023, Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN RI) menjadwalkan pertemuan antara Venus dan Jupiter pada 2 Maret 2024. Menurut laman In the Sky, fenomena konjungsi Venus-Jupiter akan terjadi di langit konstelasi Pisces, di mana Venus dan Jupiter terlihat di sudut pisah 0,6°.
Fenomena konjungsi Venus dan Jupiter akan berlangsung di cakrawala barat mulai pukul 18.30 waktu setempat. Fenomena ini berlangsung selama 1 jam 15 menit hingga 19.45 waktu setempat. Siapkan teleskop dengan kemampuan magnifikasi optimal untuk melihat kedua planet dengan kemegahannya.
-
Bulan Baru (10 Maret 2024)
Pada bulan Maret 2024, kita akan disuguhkan dengan fenomena alam yang langka dan menakjubkan. Setelah Bulan Baru, masih banyak lagi keajaiban alam yang akan kita saksikan.
Dikutip dari laman Bosscha ITB, Bulan Baru terjadi saat Bulan dan Matahari berada pada arah langit yang sama sehingga Bulan tidak terlihat di langit malam. Pada fase ini, Bulan tidak menerima cahaya dari Matahari sama sekali yang mengakibatkan Bulan berwarna gelap dan menjadi tak terlihat dari Bumi.
-
Gerhana Matahari Cincin (14 Maret 2024)
Pada tanggal 14 Maret 2024, akan terjadi gerhana matahari cincin di langit. Fenomena ini terjadi ketika Bulan berada di antara Bumi dan Matahari, menutupi sebagian besar cakrawala Matahari dan menyisakan cincin terang di sekelilingnya.
Jika kamu tertarik untuk menyaksikan keindahan gerhana matahari cincin ini, pastikan untuk menyiapkan peralatan pengamatan yang tepat agar dapat melihatnya dengan jelas dan aman.
Dilansir situs Kemdikbud, Bulan Purnama terjadi saat semua bagian Bulan terkena sinar Matahari, yang juga terlihat dari Bumi. Hal ini memungkinkan kita untuk menyaksikan Bulan Purnama.
Menurut situs LAPAN, Bulan Purnama adalah salah satu fase di mana Bulan berada di belakang Bumi dari sudut pandang Matahari. Saat Bulan Purnama terjadi, Bumi berada di posisi di antara Bulan dan Matahari, sehingga terjadi garis lurus relatif di antara ketiganya.
-
Hujan meteor γ-Normid mencapai puncaknya (15 Maret 2024)
Hujan meteor gamma (γ) Normid terjadi pada 24 Februari–29 Maret. Meski begitu, hujan meteor di konstelasi Norma ini akan mencapai puncaknya pada 15 Maret mendatang. Namun, sumber hujan meteor ini tidak diketahui.
Saat zenit, LAPAN RI mencatat hujan meteor γ-Normid mencapai 6 meteor/jam dengan kecepatan 201.600km/jam. Kabar baik, hujan meteor ini akan terjadi mulai pukul 22.00 waktu setempat dari arah cakrawala barat daya dan berkulminasi pukul 04.00 16 Maret waktu setempat.
-
Bulan menyapa Saturnus (20 Maret 2024)
Pada 20 Maret, Bulan dijadwalkan membentuk formasi konjungsi dengan Saturnus di langit Pisces. Saat itu, Bulan dan Planet Bercincin ini akan terlihat dengan sudut pisah sebesar 4,7°–5,1°.
Fenomena konjungsi ini mulai pukul 04.30 subuh waktu setempat dan berlangsung hingga pukul 05.45 atau sebelum terbitnya mentari. Jika ingin melihat Saturnus dengan keindahan cincinnya, gunakan teleskop dengan daya magnifikasi sesuai.
-
Ekuinoks (20 Maret 2024)
Pada tanggal 20 Maret 2024, langit akan menyajikan fenomena alam yang menakjubkan yaitu Ekuinoks. Ini merupakan momen di mana panjang siang dan malam menjadi sama. Sebuah keajaiban alam yang selalu memukau banyak orang.
Menurut informasi yang didapat dari BMKG, Ekuinoks adalah posisi di mana Matahari tepat berada di khatulistiwa atau ekwator. Secara periodik, Ekuinoks terjadi dua kali dalam setahun, yakni pada bulan Maret dan September.
Saat fenomena ini berlangsung, Matahari dengan Bumi memiliki jarak paling dekat dengan konsekuensinya wilayah tropis sekitar ekuator akan mendapatkan penyinaran Matahari maksimum. Namun, fenomena ini tidak selalu mengakibatkan peningkatan suhu udara secara drastis maupun ekstrem.
Peristiwa langka ini juga menjadi momen yang dinantikan oleh para pengamat astronomi dan penggemar fenomena alam, mengingat keindahannya yang tiada tara. Dalam beberapa kasus, fenomena ini juga menjadi peluang bagi ilmuwan untuk melakukan penelitian lebih lanjut terkait perubahan iklim dan dampaknya terhadap planet kita.
-
Jupiter bersua dengan Bulan (22 Maret 2024)
Setelah Saturnus, giliran Jupiter yang bertemu dengan Bulan pada 22 Maret. Berlokasi di konstelasi yang sama, LAPAN RI menjabarkan bahwa kedua objek langit ini akan terlihat di sudut pisah 6,3°–6,2°.
Tak perlu takut kelewatan, fenomena ini akan bermula di cakrawala barat pada 18.15 waktu setempat. Akan tetapi, LAPAN RI mencatat bahwa konjungsi Bulan-Jupiter hanya berlangsung 15 menit saja. Jangan lupa siapkan teleskop untuk melihat keindahan sang Planet Terbesar di tata surya tersebut.
-
Bulan, Venus, dan Jupiter bentuk formasi tripel (23 Maret 2024)
Pada 23 Maret, Venus akan bertemu dengan Bulan dan Jupiter, sehingga membentuk konjungsi tripel. Pada waktu tersebut, Jupiter dan Bulan akan terlihat dengan sudut pisah 7,9°, sementara Bulan dan Venus akan terlihat dengan sudut pisah 12,9°.
Fenomena konjungsi tripel ini akan terlihat di langit barat pada pukul 18.15 waktu setempat sampai 18.45 waktu setempat.
-
Venus masih dengan Bulan (24 Maret 2024)
Berlangsung di langit konstelasi Aries, Bulan dan Venus akan terpisah dengan sudut 0,5°–0,7°. Fenomena konjungsi ini akan mulai pada 18.15 waktu setempat di langit Barat. Tidak perlu terburu karena fenomena ini akan tetap ada hingga pukul 20.00 waktu setempat. Jangan lupa untuk menyiapkan teleskop untuk melihat keindahan Venus, tetangga Bumi yang dekat tapi jauh.
-
Venus di fase okultasi lunar (24 Maret 2024)
Selain konjungsi, pada 24 Maret, tetangga Bumi, Venus, akan mencapai tahap okultasi lunar, yaitu kondisi saat Bulan menghalangi planet (dalam kasus ini, Venus). Menurut LAPAN RI, dari berbagai okultasi yang akan terjadi, hanya okultasi lunar Venus yang bisa terlihat di Indonesia.
LAPAN RI mencatat bahwa okultasi lunar Venus bisa terlihat dengan baik dari Indonesia bagian Tengah, terutama Kalimantan Utara.
LAPAN RI melansir bahwa okultasi lunar Venus terakhir kali terjadi pada 2004, 2010–2011, 2017, dan 2022. Ini saat terakhir kamu melihat okultasi lunar Venus dan jangan kamu lewatkan, karena kamu baru bisa melihat fenomena langit ini lagi pada 2042 dan 2061!
-
Gerhana Bulan Penumbra (24-25 Maret 2024)
Bulan Maret juga akan menyuguhkan Gerhana Bulan Penumbra pada tanggal 24-25 Maret. Fenomena ini dapat teramati di sejumlah wilayah, termasuk Eropa, Asia Timur dan Utara, sebagian Australia, sebagian Afrika, serta Amerika Selatan dan Utara. Di Indonesia, gerhana ini dapat kamu saksikan terutama di bagian timur.
-
Bulan Purnama (25 Maret 2024)
Setelah Gerhana Bulan Penumbra, Bulan purnama akan menyinari langit pada 25 Maret. Fase ini menghadirkan Bulan dengan wajah penuh, memancarkan cahaya yang indah dan memukau.
Bulan Purnama selalu menjadi objek yang menawan bagi pecinta pemandangan langit. Fenomena langit Maret 2024 memberikan kesempatan bagi kita untuk menyaksikan kebesaran alam semesta. Pengamat langit, baik yang berpengalaman maupun yang baru mengenal astronomi, dapat merencanakan aktivitas pengamatan mereka agar tidak melewatkan momen langka ini.
-
Jupiter dan Merkurius bertemu (27–28 Maret 2024)
LAPAN RI mencatat bahwa pada 27–28 Maret, Jupiter dan Merkurius akan bertemu. Konjungsi Jupiter-Merkurius ini akan bisa kamu saksikan dari Bumi. Fenomena ini akan berlangsung dua hari berturut-turut mulai pukul 18.15 waktu setempat. Siapkan teleskop dan jangan sampai terlewat karena konjungsi ini hanya akan terlihat selama 15 menit saja.
-
Bulan bertemu Mars (28 Maret 2024)
Pada 28 Maret mendatang, Planet Merah akan berkonjungsi dengan Bulan di langit konstelasi Gemini. Bulan dan Mars akan berada di sudut pisah 2,5°–3,1°.
Fenomena ini akan mulai pada 18.15 waktu setempat. Untuk fenomena ini, konjungsi Bulan-Mars akan berlangsung selama 3 jam, yaitu hingga pukul 23.15 waktu setempat.