KPU Pati Ungkap Peranan Pers Diperlukan untuk Menepis Berita Bohong Jelang Pemilu 2024

Pati, Pesantenan.com – Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Pati mengungkapkan peranan pers sangat diperlukan untuk menepis berita bohong jelang Pemilu 2024.

Diketahui bahwa KPU Pati menggelar Media Gathering pada hari Jumat (30/12/2022) siang. Upaya ini dilakukan untuk menunjang suksesnya Pemilu 2024 mendatang.

Kegiatan tersebut dilaksanakan di Resto Winong Kecamatan Pati. Dan diikuti oleh sejumlah insan media di Kabupaten Pati.

Anggota KPU Kabupaten Pati Divisi Sosialisasi, Pendidikan Pemilih, Partisipasi Masyarakat dan SDM, Haryono mengatakan, media gathering sudah direncanakan sudah lama. Namun, berbagai macam kondisi baru terlaksana di ujung tahun 2022.

Menurutnya, Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Pati memprediksi hoaks meningkat menjelang Pemilihan Umum (Pemilu) 2024. Maka dari itu, perlu peranan pers untuk melawan berita bohong itu.

“Ini refleksi tahapan pemilu yang berjalan 2022. dengan ini semoga menjadi evaluasi sehingga kita tingkatkan pada tahun selanjutnya,” ucapnya.

Ia menambahkan, rebutan kekuasaan jika tidak ada aturan mainnya akan menjadi ‘bar-bar’. Oleh karena itu, perlu ada mekanisme perebutan kekuasaan.

BACA JUGA :   Perkiraan Cuaca Kabupaten Pati, Awas Hujan di Malam Hari

“Semoga pers hadir menjangkau informasi ke lapisan masyarakat. Serta kualitas informasi yang baik,” imbuhnya.

menjelang mendekati Pemilu, hoaks biasanya meningkat. Sehingga Haryono berharap informasi yang tidak benar bisa dilawan bersama-sama.

Sementara itu, Ketua PWI Pati Noor Efendi menyampaikan bahwa pemilu tahun 2024 berbeda dengan sebelumnya. Sebab pada tahun tersebut akan dilaksanakan secara serentak yakni Pilkada dan Pemilu dalam satu tahun.

“Ini pola yang baru. ini keserentakan masa jabatan. ini tentu berbeda dengan tahun sebelumnya terkait informasi,” terangnya.

“Sebagai wartawan yang resmi, kita harus menegakkan keteguhan kepada nilai-nilai etik. Ini menjadi pegangan. tetapi kita kadang baper. Kendalikan baper kita, ini menjadikan kita tidak objektif,” sambungnya.

Lebih lanjut, Efendi mengatakan bahwa insan media menjadi garda terdepan untuk mengurangi hoaks. Jika masyarakat terkena dengan hoaks, maka insan media juga dirugikan. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *