Sekitar 8,7 Juta Orang Diperkirakan Masuk dan Melintas Jawa Tengah

Pesantenanpati.com – Sekitar 8,7 juta orang diperkirakan masuk dan melintas Jawa Tengah melalui berbagai moda transportasi, mulai darat, laut, udara, hingga kereta api. Jumlah itu meningkat sekitar 2,71 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Kepala Dishub Jateng Arief Djatmiko mengatakan, berdasarkan survei Badan Kebijakan Transportasi Kementerian Perhubungan, potensi pergerakan masyarakat yang masuk ke Jawa Tengah bisa mencapai sekitar 20,23 juta orang.

“Angkanya memang besar, berkisar 20 juta orang masuk Jawa Tengah. Namun kami tidak hanya mengacu pada data itu, kami juga melakukan survei langsung terhadap perkembangan lalu lintas setiap tahun, baik di jalan tol maupun non-tol,” ujarnya.

Guna mengantisipasi lonjakan mobilitas tersebut, Pemprov Jateng telah membentuk Tim Nataru melalui SK Gubernur Jateng Nomor 100.3.3.1/86 Tahun 2025. Posko Nataru akan beroperasi mulai 22 Desember 2025 hingga 5 Januari 2026.

“Posko terpadu kami pusatkan di Wahana Graha Dishub Jateng. Selain itu ada posko wilayah di balai-balai, posko kabupaten/kota, serta posko di terminal,” jelas Arief.

Dishub Jateng juga menyiapkan 23 posko di terminal tipe B dan 19 posko di terminal tipe A, bersama Balai Pengelola Transportasi Darat (BPTD). Posko sektoral seperti posko infrastruktur, kebencanaan, kesehatan, hingga posko kawasan wisata, juga disiagakan.

BACA JUGA :   Gubernur Cek Samsat, Ada Pemutihan Pajak Kendaraan Bermotor 2025

Dishub juga menyiapkan lebih dari 27 ribu unit bus dengan potensi melayani lebih dari 800 ribu penumpang. Untuk kereta api, tersedia 250 rangkaian KA dengan kapasitas sekitar 630 ribu penumpang. Selain itu, disiapkan 7 kapal laut yang telah menjalani ramp check, serta 87 penerbangan termasuk extra flight dengan kapasitas sekitar 12 ribu penumpang.

Meski demikian, Arief menyebut lebih dari 50 persen pergerakan masih didominasi kendaraan pribadi, sehingga menjadi perhatian utama dalam pengaturan lalu lintas.

Terkait kondisi jalan, dia menyebut jalan nasional di Jateng dalam kondisi mantap lebih dari 90 persen, jalan provinsi sekitar 91 persen, sementara jalan kabupaten/ kota masih 77 persen, dan akan diantisipasi dengan rekayasa lalu lintas.

Dishub juga mewaspadai potensi bencana hidrometeorologi seiring prediksi curah hujan tinggi. Sejumlah daerah rawan genangan dan longsor, seperti Pantura, Brebes, Purworejo, Kebumen, hingga Banjarnegara telah dipetakan bersama BPBD.

Dishub memperkirakan puncak arus Nataru terjadi pada 24–25 Desember 2025 dan 31 Desember 2025–1 Januari 2026. Sementara, arus balik diprediksi memuncak pada 4 Januari 2026.

BACA JUGA :   Pemkab Jepara Alokasikan Rp50 Miliar untuk Pilkada 2024

“Kami imbau masyarakat tertib berlalu lintas, menyiapkan kendaraan dengan baik, dan beristirahat jika menempuh perjalanan jauh,” jelasnya. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *