Pati, Pesantenanpati.com – Bulan Juli yang lalu tepat pada Sabtu (27/07/2024), harga garam petani lokal Kecamatan Batangan Kabupaten Pati turun. Harga tersebut berkisar antara Rp500 sampai dengan Rp650 per kilogram.
Menanggapi hal tersebut, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Pati mengatakan bahwa memang harga garam sulit untuk stabil. Hal ini dipengaruhi saat terjadinya panen raya. Selain itu, ada pengaruh lain yakni cuaca yang tidak bisa stabil serta permintaan pasar yang selalu tinggi.
“Kalau harga garam untuk stabil itu kan masih sulit ya, karena produksi juga fluktuatif. Sementara permintaan kan selalu tinggi,” kata Narso anggota Komisi B pada DPRD Kabupaten Pati.
Kemudian, politisi dari Partai Kesejahteraan Sejahtera (PKS) mengharapkan agar Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pati harus tegas agar garam produksi tidak bocor ke dalam sektor rumah tangga.
“Kami cuman berharap ada ketegasan dari pemerintah supaya garam industri itu tidak dipakai atau tidak sampai bocor untuk sektor rumah tangga,” jelasnya.
Diberitakan sebelumnya pada Sabtu (27/07/2024), salah seorang petani garam asal Desa Bumimulyo Kecamatan Batangan, Jio (50) menyebutkan jika harga garam naik turun.
Pada awal bulan Juli 2024, harga garam sempat menyentuh Rp1.000 per kilogram untuk garam yang memakai alas plastik. Tetapi dengan adanya panen yang melimpah harga garam turun menjadi Rp650 per kilogram.
Sedangkan, untuk yang tidak memakai alas plastik, mulanya harga garam Juli 2024 sempat mencapai Rp900, dengan seiringnya waktu harga tersebut turun menjadi Rp500 per kilogram.
Dikatakan oleh Jio, harga garam juga bisa turun sampai Rp400 per kilogram, apabila panen melimpah dan terjadi kemarau panjang. Hal ini lantaran permintaan garam juga tinggi.
“Nanti kalau lebih kemarau, kalau panjang itu bisa dipastikan bisa mencapai Rp400 bisa diprediksi, kalau musim panas berlangsung,” tandas Jio. (Adv)