Kronologi Perampokan Juragan Emas di Pati, Perhiasan 1 Kg Raib

Pati, Pesantenanpati.com Salah seorang jurangan emas di Kecamatan Pucakwangi, Kabupaten Pati, Jawa Tengah, disatroni komplotan perampok, Senin (3/6/2024) dini hari sekitar pukul 01.00 WIB.

Korban bernama Siti Muawanah (46) sedang tidur di rumahnya di Dukuh Puluhan RT 1 RW 5, Desa Sokopuluhan, Kecamatan Puncakwangi, saat kejadian berlangsung.

Selama ini, Siti tinggal bersama ibunya, Mafuah, yang telah lanjut usia. Peristiwa mengerikan tersebut, membuat keduanya merasa trauma.

Salah satu anggota keluarga korban, Ahmad Rozi, menyampaikan bahwa Siti dan Mafuah tengah tidur lalu ada sosok tak dikenal membekap mulut mereka.

“Kurang pukul 01.00 komplotan perampok masuk ke rumah lewat pintu belakang. Pintu dibobol. Tuan rumah baru sadar ketika mulutnya dibekap,” kata Rozi, Senin (3/6/2024).

Sebanyak enam pelaku datang dengan membawa senjata tajam (sajam) berupa celurit.

Selanjutnya, Siti sempat melakukan perlawanan ketika dipaksa memberitahukan brankas yang berisi uang dan emas.

“Mulutnya sampai bengkak. Setelah itu seluruh wajah korban dan Mbah (ibunda Siti) dilakban sampai hanya terlihat matanya. Tangan juga dilakban,” terang Rozi.

BACA JUGA :   Berikut Tempat Umum di Pati dengan Akses WiFi Gratis

Sementara itu, ibunda korban disekap di dalam kamar. Komplotan perampok tersebut kemudian mengambil seluruh isi brankas, diantaranya uang tunai Rp40 juta dan perhiasan emas total beratnya sekitar 1 kilogram (kg).

Para perampok menyisakan uang Rp8 juta setelah tuan rumah mengiba agar hartanya tidak dibawa semua.

“Pemilik rumah lalu mengiba, meminta agar tidak semua hartanya dibawa pergi. Dia minta disisakan uang untuk anaknya. Lalu perampoknya melempar uang Rp 8 juta,” ujar Rozi.

Ketika para pembobol rumah tersebut meninggalkan lokasi, Mafuah yang disekap di kamar melihat kendaraan datang menjemput para perampok tersebut.

Rozi menyebutkan Siti memang hanya tinggal bersama ibunya yang sudah lanjut usia karena suaminya sudah tutup usia.

“Di rumah ini yang tinggal hanya dua orang perempuan. Sebetulnya punya dua orang anak, tapi semuanya di pondok pesantren,” sebutnya.

Kemudian, Rozi menjelaskan bahwa korban mengatakan bahwa dalam beberapa waktu terakhir ada orang mencurigakan yang lewat di sekitar rumahnya.

“Versi Mbah (Mafuah) memang beberapa hari sebelumnya ada beberapa orang yang sering lewat bawa karung seperti orang ngarit. Tapi kan tidak bisa dicurigai karena di sini biasa ada orang ngarit lalu-lalang,” kata dia.

BACA JUGA :   Seorang Pengendara Motor Tewas Tertabrak Kereta Api

Korban sudah melaporkan kejadikan tersebut kepada pihak berwajib. Polisi juga telah melakukan pemeriksaan saksi dan olah tempat kejadian perkara (TKP).

Atas kejadian tersebut, korban mengalami kerugian sekitar Rp 1.037.000.000,00 (satu milyar tiga puluh tujuh juta rupiah). (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *