Pati, Pesantenanpati.com – Tanaman sembung merupakan jenis tanaman herbal dengan nama latin Blumea Balsamifera. Tanaman itu yang kini dibudidayakan oleh warga Desa Sidomulyo Kecamatan Gunungwungkal Kabupaten Pati.
Tanaman sembung sangat cocok di kawasan tersebut karena posisinya berada di ketinggian 600 mdpl, sehingga tanaman tumbuh liar di berbagai areal. Seperti di sawah, perkebunan, pematang sawah, bahkan di tepi tanaman tegak.
Salah satu warga Dukuh Gebang, Desa Sidomulyo yang membudidayakan tanaman sembung bernama Sunyoto mengatakan bahwa tanaman sembung membawa banyak keuntungan bagi petani. Bahkan, dengan adanya tanaman ini dimanfaatkan oleh warga Desa Sidomulyo untuk keperluan berbagai hal.
“Sembung ini tanaman liar yang kami budidayakan secara kontinu. Karena tanaman ini memiliki nilai ekonomis dan bermanfaat untuk kesehatan. Di Sudomulyo dan Jepalo menjadi wilayah yang membudidayakan tanaman ini,” jelasnya.
Ia mengaku, jika tanaman sembung awalnya tidak dilirik. Justru tanaman liar ini lebih banyak dipakai untuk mengusir nyamuk di kandang hewan ternak.
“Dulu sembung dimanfaatkan orang sini untuk mengusir nyamuk. Biasanya bikin api dikasih daun sembung, utamanya untuk ternak,” ungkap Sunyoto.
“Lalu, sembung juga merupakan bahan baku tolak angin. Berkhasiat untuk kesehatan,” imbuhnya.
Menurutnya membudidayakan tanaman sembuh tidak sulit. Bahkan tidak perlu ada pemupukan dan pestisida. Petani di desanya menanam di areal lahan maupun secara tumpang sari.
“Full alami, tidak perlu dipupuk karena tanaman ini menyesuaikan inangnya. Tapi kendalanya biasanya hama penggerek batang. Itupun gak jadi masalah bagi kami,” tuturnya.
Lebih lanjut, Sunyoto menyebut harga tanaman sembung yang sudah dikeringkan Rp9.000 sampai dengan Rp19.000. Ia bersama rekan-rekan petani setempat memasarkan hasil panen sembung hingga ke wilayah Semarang sebagai bahan baku industri farmasi.
“Harga dari kami Rp19 ribu. Akan tetapi, kadang fluktuatif menyesuaikan pasaran,” paparnya. (*)