Mengenal BPD dan Ciri-cirinya

Pesantenanpati.com – BPD merupakan salah satu gangguan mental. BPD singkatan dari Borderline personality disorder.

Gangguan mental yang satu ini dapat memengaruhi perasaan dan cara berpikir penderitanya. Tandanya, suasana hati dan citra diri yang selalu berubah dan sulit dikontrol, serta perilaku yang impulsif.

Penderita BPD biasanya memiliki cara pikir, cara pandang, dan perasaan yang berbeda dibandingkan dengan orang kebanyakan.

Akibatnya, dapat menyebabkan masalah dalam kehidupan sehari-hari penderita. Bisa juga mempengaruhi hubungan penderita dengan orang lain.

Penyebab BPD ada berbagai faktor. Bisa karena pengalaman traumatis penderita, genetik, atau karena kelainan pada otak.

Peristiwa traumatis misalnya pernah menjadi korban pelecehan, kekerasan, penelantaran saat masih anak-anak bisa meningkatkan  risiko BPD.  Bahkan jika komunikasi dalam keluarga buruk, juga bisa mempengaruhinya.

Meski begitu, tak selalu mereka yang mengalami itu semua adalah pengidap BPD.

Gejala BPD yang mungkin perlu diketahui adalah pada masa remaja menjelang dewasa, muncul berbagai hal berikut.

Mood atau suasana hati yang tidak stabil

Penderita BPD dapat mengalami perubahan suasana hati (mood swing) yang drastis terhadap dirinya sendiri, lingkungan, atau orang-orang di sekitarnya tanpa alasan yang jelas. Mood penderita bisa berubah dari positif ke negatif atau sebaliknya.

BACA JUGA :   5 Alasan Kenapa Mangga Baik untuk Kulit

Saat mengalami suasana hati yang negatif, penderita BPD bisa merasa marah, hampa, sedih, tidak berharga, malu, panik atau takut, dan kesepian.

Gangguan pola pikir dan persepsi

BPD bisa menyebabkan penderitanya berpikir bahwa dirinya buruk, bersalah, atau tidak berarti. Pikiran ini bisa hilang timbul, serta membuat penderitanya kalut dan berusaha mencari pembenaran atau pembelaan ke orang-orang di sekitarnya untuk meyakinkan bahwa dirinya tidak buruk.

Penderita BPD juga dapat mengalami halusinasi, misalnya mendengar suara-suara yang sebenarnya tidak ada dan memintanya menyakiti diri sendiri. Selain itu, penderita juga bisa memiliki keyakinan yang kuat terhadap sesuatu yang sebenarnya tidak masuk akal (delusi), misalnya keyakinan bahwa dirinya dikejar oleh pembunuh bayaran.

Perilaku impulsif

Perilaku ini termasuk aktivitas yang membahayakan diri sendiri, atau tindakan ceroboh dan tidak bertanggung jawab.

Sebagai contoh, penderita dapat melukai diri sendiri atau melakukan percobaan bunuh diri, melakukan hubungan seks yang berisiko, mengonsumsi minuman beralkohol secara berlebihan, atau berjudi tanpa memikirkan risiko kalah.

BACA JUGA :   Manfaat Jus Seledri: Minuman Sehat yang Disukai Demi Lovato

Hubungan yang intens, tetapi tidak stabil

BPD dapat menyebabkan penderitanya takut akan diabaikan oleh orang lain. Pada suatu tahap, rasa takut ini bisa berkembang menjadi obsessive love disorder di mana penderita akan sangat bergantung atau terobsesi dengan seseorang.

Akan tetapi, penderita BPD pada lain waktu juga bisa merasa tidak nyaman jika ada orang yang terlalu dekat atau terlalu memperhatikannya. Hal ini dapat merusak hubungan penderita BPD dengan orang lain. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *