Bahaya Mi Instan terhadap Kesehatan: antara Praktis atau Risiko

Pesantenanpati.comMi instan telah menjadi makanan favorit banyak orang Indonesia. Rasanya yang gurih, harganya terjangkau, dan cara penyajiannya yang praktis menjadikannya pilihan cepat saji di berbagai kalangan.

Data World Instant Noodles Association (WINA) tahun 2023 mencatat, konsumsi mi instan di Indonesia mencapai lebih dari 14 miliar porsi per tahun, menempatkan Indonesia sebagai konsumen terbesar kedua di dunia setelah Tiongkok.

Namun, di balik kepopulerannya, mi instan menyimpan beberapa catatan penting dari sisi kesehatan.

Mi instan umumnya mengandung karbohidrat tinggi dari tepung terigu, minyak dari proses penggorengan, serta bumbu yang kaya garam dan penyedap rasa.

Satu bungkus mi instan rata-rata mengandung kalori sebesar 350–400 kkal, natrium sebesar 800–1.500 mg dan lemak sebesar 13–20 gram.

Jumlah ini cukup besar jika dikonsumsi berlebihan, terutama kadar natrium yang melebihi batas anjuran harian World Health Organization (WHO), yakni maksimal 2.000 mg per hari.

Konsumsi mi instan dalam jumlah yang sering dapat menimbulkan beberapa risiko kesehatan, antara lain tekanan darah tinggi yang diakibatkan melalui kandungan natrium, kenaikan berat badan hingga obesitas akibat kandungan lemak dan kalori yang cukup besar dan kurang nutrisi karena minimnya kandungan protein, serat, vitamin, dan mineral.

BACA JUGA :   Buah yang Bisa Dikonsumsi Setiap Hari, Baik untuk Kesehatan

Sebuah penelitian yang dipublikasikan dalam Journal of Nutrition (2014) menyebutkan bahwa konsumsi mi instan lebih dari dua kali seminggu berhubungan dengan peningkatan risiko sindrom metabolik, terutama pada perempuan.

Meski tidak ideal sebagai makanan pokok, mi instan tetap dapat dikonsumsi sesekali dengan beberapa langkah bijak, seperti menambahkan sayuran segar untuk menambah serat dan vitamin dan menambahkan protein agar lebih seimbang gizinya.

Pada akhirnya, mi instan bukanlah makanan yang sepenuhnya berbahaya jika dikonsumsi sesekali. Kunci utamanya adalah porsi dan frekuensi.

Dengan cara pengolahan yang lebih sehat serta asupan gizi seimbang, mi instan tetap bisa menjadi pilihan praktis tanpa menimbulkan risiko kesehatan yang serius. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *