PMK Merebak, Peternak Diimbau Tidak Panik

Pesantenanpati.com – Kasus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) saat ini merebak di Jawa Tengah. Pemprov Jateng pun mengimbau agar peternak tidak panik.

Namun peternak diimbau segera melapor ke dinas pertanian/ kesehatan hewan atau dokter hewan, agar segera dilakukan pertolongan.

Hal itu disampaikan Plt Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakkeswan) Jateng, Hariyanta Nugraha. Menurutnya, kepanikan peternak rentan dimanfaatkan oleh pihak yang ingin mengambil untung, dengan membeli ternak khususnya sapi, di bawah harga pasaran.

“PMK bisa disembuhkan. Semakin cepat diketahui, direspon dan dilaporkan ke kami, peluang untuk sembuh semakin cepat,” ujar Hariyanta, seusai Rapat Koordinasi Pengendalian PMK.

Ia mengatakan, jumlah PMK yang dilaporkan sekitar 2.300 kasus, dengan angka kematian hanya sekitar 0,18 persen, dari jumlah ternak sapi sekitar 1,3 juta. Meskipun kecil, ia menyebut hal itu perlu segera diatasi untuk mengurangi kepanikan peternak.

Oleh karenanya, jika ada ternak terutama sapi yang menunjukkan gejala sakit, segera hubungi petugas kesehatan hewan. Selain itu, pisahkan hewan yang sakit dan tidak, supaya meminimalkan penularan, dan segera lakukan desinfeksi kandang.

BACA JUGA :   Teknologi Penggilingan Gabah di Sawangan Magelang Bantu Dongkrak Kualitas Beras

Bila perlu, bisa mengakses nomor Pusat Krisis Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan, melalui Whatsapp 0811 1182 7889.

Hariyanta juga mengimbau agar, peternak tidak segan memberi vaksin PMK pada hewan ternaknya. Ia menyebut vaksin penyakit tersebut tersedia, dengan harga relatif terjangkau.

Selain itu, Pemprov Jateng juga bekerja sama dengan kepolisian, untuk ikut mengawasi lalu lintas ternak dari Jawa Timur. Hal itu dilakukan untuk menekan lalu lintas hewan yang diduga terinfeksi PMK.

“Vaksin mandiri harganya sekitar Rp50 ribu. Untuk menjaga aset yang harganya Rp15 juta sampai ratusan juta rupiah, harusnya sesuatu yang bisa diusahakan. Kalau untuk vaksin dari pemerintah, akan turun akhir Januari, kemudian Februari akan ada bulan bakti vaksinasi,” pungkas Hariyanta. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *