Semarang, Pesantenanpati.com– Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Tengah (Jateng) melaporkan bahwa presentase jumlah kemiskinan mengalami penurunan pada Maret 2024.
Penduduk miskin turun menjadi 10,47 persen alias 87,20 ribu orang, artinya 3,79 juta masyarakat miskin menjadi 3,70 juta orang.
Inspektur Utama BPS Dadang Hardiwan mengatakan presentase tersebut merupakan angka paling rendah di Jateng.
Dia menyampaikan penurunan masyarakat miskin tercatat usai Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2024 dengan metode konsep kebutuhan dasar alias basic need approach.
Selanjutnya, Dadang mengungkapkan fenomena sosial yang memengaruhi penurunan angka kemiskinan di Jateng ialah Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) pada Februari 2024 sebesar 4,39 persen merosot. Angka tersebut terendah daripada periode yang sama pada tahun 2023 sebanyak 5,24 persen.
Lebih lanjut, nilai tukar petani pada Maret 2024 tercatat 114,2 atau naik dari pada bulan yang sama pada tahun 2023, yakni 107,52.
Kemudian, penurunan inflasi dari tahun ke tahun. Pada Maret 2024-Maret 2023 sekitar 3,40 persen, perekonomian pada triwulan I 2024 ialah 4,97 persen secara Years on Years (yoy).
“Kondisi persentase kemiskinan pada Maret 2024 ini tercatat 10,47 persen, artinya turun 0,30 persen dibanding tahun lalu, tahun lalu yang ada di 10,77 persen,” tuturnya.
Pada Maret 2023 penduduk miskin di desa sebanyak 1,97 juta orang, lalu turun pada Maret 2024 menjadi 1,87 juta orang alias turun sebanyak 101,02 ribu.
Sedangkan di perkotaan, penduduk miskin sebanyak 1,82 juta orang pada Maret tahun 2023, selanjutnya menurun menjadi 1,83 juta orang pada Maret 2024.
“Sebelum Covid-19 memang pernah mencapai 10 persen, tetapi masih di atas 10,47 persen. Bahkan, setelah Covid-19 mengalami kenaikan 11,84 persen, ini dari catatan kami ke belakang, memang 10,47 persen ini, persentase penduduk miskin paling rendah,” tuturnya. (*)