Pesantenanpati.com – Mitos tentang rambut memang sudah tidak asing lagi ditelinga masyarakat Indonesia. Rambut merupakan hal penting bagi pria dan wanita untuk menambah kepercayaan diri. Memiliki rambut yang sehat dan indah tentu keinginan semua orang.
Namun, seringkali kita percaya dengan beberapa mitos tentang rambut yang sebenarnya salah. Mitos tersebut biasa terdengar dari ucapan lingkungan sekitar dan berasal dari sumber yang tidak valid. Justru dari adanya mitos tersebut ada yang menyebabkan kerusakan pada rambut. Simak ulasan berikut ini mengenai mitos tentang rambut.
-
Sering menyisir akan membuat rambut semakin sehat
Mitos pertama adalah semakin sering menyisir maka rambut akan semakin sehat. Padahal faktanya tidak demikian. Menyisir terlalu sering dapat mempengaruhi rambut. Gesekan yang terlalu sering pada rambut cenderung merusak folikel dan melemahkan akar rambut sehingga mudah rontok. Kamu hanya perlu menyisir rambut setiap kali bangun tidur, setelah keramas, dan malam hari sebelum tidur. Selain itu, gunakan sisir bergigi lebar untuk mengurangi kerontokan saat menyisir.
-
Jika kamu lebih sering memotongnya, maka rambutmu akan menjadi lebih tebal
Pernyataan itu merupakan sebuah mitos, karena memotong rambut tidak ada hubungannya dengan membuat rambut menjadi lebih tebal. Faktanya, memotong rambut setiap enam hingga delapan minggu dapat mencegah kerusakan dan kerusakan pada ujungnya.
-
Sering keramas meningkatkan pertumbuhan rambut
Jarang keramas memang dapat menyumbat pori-pori dengan kotoran, yang dapat menghambat pertumbuhan rambut. Namun bukan berarti semakin sering keramas, semakin cepat rambutmu tumbuh. Pencucian yang berlebihan hanya akan mengeringkan rambut dan kulit kepala serta merangsang produksi minyak lebih banyak. Sebaiknya keramas secukupnya, misalnya dua hari sekali dan sesuaikan dengan jenis kegiatan agar rambut tetap bersih dan sehat.
-
Semakin banyak busa, semakin bersih
Mencuci rambut dengan banyak busa memang menyenangkan. Kamu mungkin akan merasa rambutmu lebih bersih dan kencang jika sampo menghasilkan banyak busa. Busa sebenarnya tidak memberikan efek pembersihan pada kulit kepala. Karena busa merupakan kandungan yang keras yaitu hasil dari sulfat yang ada di dalam sampo. Semakin banyak busa, semakin banyak minyak alami yang keluar dari rambut. Oleh karena itu, pemilihan shampo yang tepat harus berdasarkan kandungan dan jenis rambut.
-
Ketombe berarti kulit kepala kering
Banyak orang percaya bahwa kulit kepala kering adalah penyebab ketombe meskipun ini tidak sepenuhnya benar. Ketombe tidak hanya dapat terjadi pada kulit kepala yang kering, tetapi juga pada kulit kepala yang berminyak. Kulit kepala yang berminyak dapat menyebabkan ketombe basah dan bahkan pertumbuhan jamur. Untuk mengatasinya, sebaiknya keramas dengan menggunakan shampo ketombe basah khusus untuk rambut dengan kulit berminyak, agar lebih cepat hilang.
-
Mengganti sampo secara teratur baik untuk rambut
Perlu kamu tahu bahwa mengganti sampo terlalu sering tidak disarankan karena dapat mengganggu keseimbangan pH dan membuat rambut mudah kering dan rusak. Mitos tersebut berasal dari anggapan bahwa rambut terbiasa dengan produk sampo yang sama, sehingga melemahkan efektivitas produk tersebut. Jika perlu mengganti jenis atau merek shampo, pastikan jarak pemakaian tidak terlalu dekat atau dalam batas yang wajar.
-
Stres menyebabkan uban
Belum ada bukti ilmiah bahwa stres adalah satu-satunya penyebab uban. Penyebab utama munculnya uban adalah terhentinya produksi melanin dalam tubuh dan kerusakan sel yang menyebabkan pigmen warna rambut berubah.
-
Menghilangkan uban membuat uban semakin banyak
Banyak orang melarang pencabutan uban karena dapat membuat uban semakin banyak. Namun, ini hanyalah mitos yang beredar di masyarakat. Hal ini karena menarik rambut dengan keras hanya menyebabkan iritasi dan merusak kulit kepala serta membuat rambut menjadi lebih tipis. Jika ini terus berlanjut, folikel rambut akan mati, sehingga tidak ada rambut baru yang tumbuh dan ini akan menyebabkan kebotakan.
Demikian beberapa mitos tentang rambut yang beredar di masyarakat. Tentu saja kamu tidak harus mempercayai hal tersebut sebab belum ada penelitian yang pasti.