Pesantenanpati.com – Menjaga pola makan sehat sering dianggap membutuhkan biaya besar. Padahal dengan perencanaan yang tepat, siapa pun bisa tetap mengonsumsi makanan bergizi tanpa harus menguras dompet.
Makan sehat dengan budget terjangkau bukanlah hal yang mustahil, melainkan bisa menjadi kebiasaan sehari-hari yang mendukung kesehatan jangka panjang.
Menurut data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), gizi seimbang tidak harus mahal, tetapi harus memperhatikan variasi asupan yang terdiri atas karbohidrat, protein, lemak sehat, vitamin, dan mineral.
Dengan langkah sederhana, masyarakat bisa memulai pola hidup sehat sekaligus tetap hemat.
Langkah pertama adalah membuat daftar belanja mingguan. Menentukan menu sejak awal akan membantu menghindari pembelian bahan makanan yang tidak perlu. Membeli bahan dalam jumlah secukupnya juga bisa mengurangi risiko makanan terbuang.
Kedua, manfaatkan bahan pangan lokal. Sayur dan buah musiman umumnya lebih murah dibanding produk impor, tetapi tetap kaya gizi. Selain itu, sumber protein nabati seperti tempe, tahu, dan kacang-kacangan bisa menjadi alternatif ekonomis dibandingkan daging merah.
Ketiga, biasakan memasak sendiri di rumah. Selain lebih hemat, memasak memungkinkan pengaturan bahan dan metode pengolahan agar tetap sehat. Misalnya dengan mengurangi penggunaan minyak berlebih atau mengganti teknik menggoreng dengan mengukus maupun memanggang.
Keempat, manfaatkan promo atau pasar tradisional. Belanja di pasar seringkali lebih murah dibandingkan supermarket. Selain itu, banyak toko yang memberikan potongan harga untuk pembelian menjelang penutupan jam operasional.
Kebiasaan sederhana lainnya adalah membawa bekal dari rumah. Dengan cara ini, selain hemat, asupan gizi juga lebih terkontrol. Mengurangi kebiasaan membeli makanan cepat saji juga penting, karena selain mahal sering kali kandungan gizinya tidak seimbang.
Mengatur pola makan sehat tidak selalu identik dengan biaya tinggi. Dengan kreativitas dan perencanaan yang baik, masyarakat tetap dapat menjaga kesehatan tubuh tanpa terbebani pengeluaran berlebih. (*)
