Pati, Pesantenanpati.com – Setiap mempersiapkan lomba Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Seni Islami (MAPSI), ternyata SD Negeri Pati Wetan 01 mendatangkan pelatih profesional. Berkat upaya itu, siswa-siswi sekolah tersebut banyak yang menjadi juara.
Moh Adib Habibullah selaku guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam SDN Pati Wetan 01 mengungkapkan, selain ada pelatih profesional. Ada juga guru pendamping.
“Di samping guru pendamping, juga ada pelatih profesional dari luar. Untuk melatih beberapa yang agak kesulitan atau untuk lebih menyempurnakan,” ungkap Adib.
Meskipun mendatangkan pelatih profesional, tentunya siswa-siswi yang mengikuti lomba MAPSI diimbangi dengan latihan yang sangat cukup. Dan untuk latihannya dilakukan usai kegiatan belajar mengajar atau saat istirahat berlangsung hingga sore hari.
Lebih lanjut, SDN Pati Wetan 01 mengambil siswa dan siswi untuk mengikuti lomba MAPSI yakni atas arahan guru. Yang mana dilihat dari bakat dan minat yang dimiliki siswa-siswi. Terlebih karena adanya support dari orang tua.
Seperti lomba cabang Karya Tulis Islami (KTI) dan kaligrafi dilihat dari setiap harinya dalam pembelajaran menulis arab dan mewarnai. Cabang menyanyi duet religi dan rebana dilihat saat masing-masing siswa-siswi menampilkan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5).
“Tentunya dari arahan guru dengan melihat bakat dan minat anak-anak tersebut, serta suport dari masing-masing orang tua,” tandasnya.
“Lomba KTI dan kaligrafi, guru melihat dari keseharian dalam pembelajaran menulis Arab dan bakat mewarnai. Bakat menyanyi religi dan rebana kita ambilkan saat anak tampil di desa atau gelar karya P5,” tambah Adib.
Kemudian lomba cabang Keterampilan Teknologi Informasi dan Komunikadi Islami (TIKI) dilihat dari bakat siswa-siswi yang pandai mendesain atau mengetik tulisan.
Lanjut, khitobah dan cerita islami dilihat dari cara berbicara yang pinter dan bisa menarasikan suaru hal di dunia seni dan teater. Dan untuk seni tilawatil Qur’an dilihat dari bakat membaca Al-Qur’an Tartil.
“Bakat keterampilan komputer bisanya dari orang pintar desain-desain dan mengetik. Dan untuk khitobah dan cerita islami karena anak keseharian pinter banget ngomong dan menarasikan suatu hal yg dilihat tentu juga di latih ada guru yg memiliki profesional dunia seni dan teater. Seni tilawah sendiri guru menyaring saat membaca Al Quran Tartil bersama saat pembelajaran dan lain-lain,” tutupnya. (*)