Pati, Pesantenanpati.com – Kekurangan alat produksi, pebisnis getuk dan lopis Runting pun hanya bisa memaksimalkan fasilitas yang ada agar bisa memenuhi permintaan pembeli.
Pebisnis asal Desa Sukoharjo, Kecamatan Wedarijaksa itu mengaku dalam sehari hanya bisa memproduksi sekitar 5 kilogram getuk dan 2 kilogram lopis atau setara 50 bungkus. Padahal, ia biasa menerima pesanan hingga 15 kilogram hingga 20 kilogram.
“Untuk yang menjadi kendala yo saat iki yo, alat produksi tradisional yang saya pakai tidak bisa memenuhi pesanan banyak karena alat tidak mendukung atau kurang,” kata Asrukhah belum lama ini.
Asrukhah, salah satu pembisnis getuk dan lopis Runting mengatakan bahwa minimnya modal menjadi kendala utama untuk membeli alat produksi tradisional. Sehingga selama ini ia hanya bergantung pada alat produksi yang sudah dimiliki sekarang.
“Dan karena ini sebagai mata pencarian saya ya itu salah satunya modal atau terkendala uang. Jadi mau gak mau ya harus bergantung sama alat yang saya miliki saja saat ini,” tambahnya.
Lebih lanjut, hal inilah yang menjadikan pihaknya harus selalu memutar otak agar pesanan tetap memenuhi target. Yakni dengan cara memanfaatkan waktu luang sekaligus meminjam alat produksi masyarakat sekitar.
“Memanfaatkan waktu luang, seminal pesen hari Senin diambil Selasa ya jadi saya harus mikir agar sebelum waktu pengambilan sudah selesai. Terus juga meminjam alat produksi saudara tetangga biar bisa memenuhi pesanan juga, intinya di sini kerjakan bersama-sama, saling membantu biar cepat selesai utamanya tidak ingin mengecewakan pelanggan,” sambung dia.
Dengan demikian, ke depannya ia berharap, bisnis penjualan getuk dan lopis Runting ini bisa lancar dan target untuk menambah alat produksi bisa terealisasi. Sehingga pesanan pelanggan terpenuhi.
“Dan saya inginnya ya membeli alat produksi yang digunakan membuat getuk dan lopis yang banyak, supaya memudahkan saya untuk memenuhi pesanan-pesanan,” ujar Asrukhah.
Sebagai informasi, alat produksi tradisional yang dipakai membuat getuk dan lopis Runting yakni ada lumpang kayu dan alu kayu untuk menumbuk ketela, pipa pralon untuk membuat lakaran ataupun kelontong lopis agar membentuk oval. (*)