Dampak Jangka Panjang Infeksi Covid-19 pada Organ Tubuh

Pesantenanpati.com – Meskipun pandemi Covid-19 telah mereda di banyak negara, virus SARS-CoV-2 ternyata meninggalkan jejak panjang dalam tubuh sebagian orang.

Istilah yang kini dikenal luas sebagai long Covid atau post-Covid syndrome, menggambarkan kondisi ketika gejala masih bertahan bahkan berminggu-minggu atau berbulan-bulan setelah seseorang sembuh dari infeksi awal.

Salah satu organ yang paling rentan terdampak adalah paru-paru. Covid-19 dikenal sebagai penyakit yang menyerang sistem pernapasan dan dalam beberapa kasus, menyebabkan peradangan hebat pada jaringan paru.

Bagi sebagian orang, ini berkembang menjadi fibrosis paru, yaitu jaringan paru-paru yang menebal dan mengeras, mengurangi kapasitas paru untuk menyalurkan oksigen. Akibatnya, mereka bisa mengalami sesak napas berkepanjangan bahkan setelah dinyatakan negatif dari virus.

Selain paru-paru, jantung juga menjadi organ yang banyak dilaporkan mengalami dampak jangka panjang.

Menurut riset yang dimuat dalam Nature Medicine, penyintas Covid-19 memiliki risiko lebih tinggi mengalami gangguan jantung, termasuk peradangan otot jantung (miokarditis), aritmia, gagal jantung, bahkan jika mereka sebelumnya tidak memiliki riwayat penyakit jantung.

BACA JUGA :   Apa itu Cegukan? Berikut Penyebab, Gejala, dan Cara Mengatasinya

Otak pun tidak luput dari efeknya. Beberapa orang mengeluhkan kabut otak (brain fog), sulit berkonsentrasi, pelupa, hingga perubahan suasana hati yang drastis.

Gejala neurologis ini diyakini berkaitan dengan peradangan yang terjadi selama infeksi atau respons sistem kekebalan tubuh yang terlalu agresif. Bahkan, pada kasus tertentu, ditemukan adanya perubahan struktur otak yang berdampak pada fungsi kognitif jangka panjang.

Ginjal dan hati juga bisa terdampak. Selama infeksi, tubuh bekerja keras melawan virus, dan organ-organ seperti ginjal bisa mengalami tekanan berat, terutama pada pasien dengan komorbid atau mereka yang dirawat di ruang intensive care unit (ICU).

Laporan dari National Kidney Foundation menyebutkan adanya peningkatan kasus cedera ginjal akut pada pasien Covid-19 berat, yang bisa berujung pada gangguan fungsi ginjal jangka panjang.

Tidak hanya itu, sistem pencernaan dan endokrin pun bisa mengalami gangguan. Beberapa penyintas mengalami perubahan selera makan, gangguan lambung, bahkan naiknya gula darah secara tiba-tiba. Di sisi lain, sistem kekebalan tubuh yang pernah terpacu ekstrem selama infeksi dapat memicu penyakit autoimun, di mana tubuh menyerang selnya sendiri.

BACA JUGA :   7 Sayuran untuk Jaga Kesehatan Mata

Meskipun tidak semua orang mengalami dampak-dampak ini, penting untuk menyadari bahwa pemulihan dari Covid-19 tidak selalu berarti tubuh kembali normal sepenuhnya. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *