Pesantenanpati.com – Wajib hukumnya berpuasa di bulan Ramadan. Bagi ummat Islam yang meninggalkan puasa, harus menggantinya.
Salah satu hal yang harus dilakukan sebelum menjalankan puasa wajib di bulan Ramadan adalah berniat. Namun bagaimana jika lupa tak membaca niat?
Dilansir dari laman NU, puasa Ramadan tanpa dilandasi dengan niat sebagaimana yang telah ditetapkan dalam syariat Islam, menjadikan puasa Ramadan menjadi tidak berarti.
Niat menunjukkan adanya maksud secara sengaja bahwa setelah terbit fajar ia akan menunaikan puasa.
Imam Syafi’i sendiri berpendapat bahwa makan sahur tidak dengan sendirinya dapat menggantikan kedudukan niat. Kecuali apabila terbersit (khathara) dalam hatinya maksud untuk berpuasa. (al-Fiqh al-Islami, III, 1670-1678).
Niat menjadi urusan hati, namun dengan melafalkannya akan membantu memantapkan niat tersebut.
Nabi saw bersabda, “Barang siapa yang tidak berniat puasa di malam hari sebelum terbitnya fajar, maka tidak ada puasa baginya.”(HR. Abu Daud, at Tirmidzi, an Nasa’i, Ibnu Majah dan Ahmad).
Sehingga orang yang berpuasa tapi lupa niat, maka puasanya tidak sah.
Orang tersebut harus mengqadha puasa tersebut di luar bulan Ramadan.
Kemudian, meskipun puasanya tidak sah, orang tersebut tetap disyariatkan menahan diri dari makan dan minum atau melakukan hal-hal yang membatalkan puasa selama satu hari itu.
Bagaimana jika berniat saat sahur?
Imam Syafi’i sendiri berpendapat bahwa makan sahur tidak dengan sendirinya dapat menggantikan kedudukan niat, kecuali apabila terbersit (khathara) dalam hatinya maksud untuk berpuasa. (al-Fiqh al-Islami, III, 1670-1678).
Puasa Ramadan sah jika ada niat malam hari dari tenggelamnya matahari sampai sebelum terbitnya fajar, hal itu sebagai rukun pertama.
Keterangan ini sebagaimana hadis Nabi saw: “Barang siapa yang tidak berniat puasa di malam hari sebelum terbitnya fajar, maka tidak ada puasa baginya.”(HR. Abu Daud, at Tirmidzi, an Nasa’i, Ibnu Majah dan Ahmad). (*)