Pesantenanpati.com – Di tengah derasnya pengaruh budaya pop modern yang serba cepat dan penuh tren, gaya hidup Islami justru menunjukkan daya tarik tersendiri di kalangan generasi muda Indonesia.
Fenomena ini terlihat dari meningkatnya minat terhadap produk, konten, dan aktivitas yang memadukan nilai-nilai Islam dengan sentuhan modern, mulai dari fashion, musik, hingga gaya hidup digital.
Data dari We Are Social dan Hootsuite (2025) menunjukkan bahwa lebih dari 65% pengguna media sosial Muslim di Indonesia aktif mengikuti akun bertema islami, baik yang berisi dakwah ringan, gaya hidup halal, hingga inspirasi modest fashion.
Artinya, nilai-nilai keislaman kini hadir di ruang digital dengan cara yang lebih segar, mudah diterima, dan sesuai dengan selera masa kini. Salah satu contohnya adalah fenomena hijrah digital. Banyak anak muda yang memulai perjalanan spiritualnya melalui konten YouTube, podcast, atau TikTok.
Mereka tidak lagi memandang dakwah sebagai sesuatu yang kaku, melainkan bagian dari proses mencari makna hidup di tengah kompleksitas dunia modern. Dalam bidang fashion, tren modest wear terus berkembang pesat.
Desainer muda seperti Ria Miranda dan Zaskia Sungkar menjadi contoh sukses bagaimana busana muslim bisa tampil elegan, trendi, dan tetap sesuai syariat.
Bahkan, dalam ajang Indonesia Fashion Week 2025, lebih dari 40% perancang mengangkat tema “Urban Modesty”, menandakan perpaduan yang harmonis antara estetika modern dan nilai spiritual.
Gaya hidup Islami juga tampak dari kebiasaan konsumsi masyarakat. Produk halal kini bukan hanya soal makanan, tetapi meluas ke sektor kosmetik, wisata, hingga keuangan syariah.
Laporan Bank Indonesia (2025) mencatat peningkatan signifikan dalam transaksi ekonomi syariah hingga 17,2% dibanding tahun sebelumnya, menunjukkan bahwa masyarakat semakin sadar pentingnya memilih produk yang sesuai prinsip Islam.
Seiring berkembangnya zaman, generasi muda Muslim kini membuktikan bahwa menjadi religius tidak berarti terpisah dari dunia modern. Mereka tetap bisa produktif, kreatif, dan berprestasi tanpa meninggalkan prinsip keimanan. (*)

 
																						










