Pesantenanpati.com – Dalam kehidupan sehari-hari, manusia kerap berdoa ketika menghadapi kesulitan besar, namun sering melupakan doa-doa kecil yang memiliki keutamaan luar biasa. Dalam Islam, setiap doa yang diucapkan dengan hati ikhlas berpotensi dikabulkan oleh Allah SWT.
Beberapa doa bahkan disebut mustajab (doa yang cepat diijabah), tetapi sering diabaikan karena dianggap sederhana.
Melansir dari NU Online, salah satu doa yang sering dilupakan adalah doa untuk kedua orang tua. Banyak orang sibuk berdoa untuk rezeki dan kesuksesan pribadi, namun lupa menyebut nama ibu dan ayah dalam doanya. Padahal Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an:
رَّبِّ ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِي صَغِيرًا
“Rabbirḥamhumā kamā rabbayānī ṣaghīrā.”
(Ya Tuhanku, kasihilah mereka sebagaimana mereka telah mendidikku waktu kecil) QS. Al-Isra: 24.
Doa ini bukan sekadar bentuk bakti, tetapi juga pintu datangnya keberkahan. Ketika anak mendoakan orang tuanya, Allah pun membalas dengan melapangkan rezeki dan melindunginya dari kesulitan.
Selain itu, doa setelah shalat juga merupakan momen mustajab yang sering disepelekan. Banyak orang langsung beranjak setelah salam tanpa sempat berdzikir atau berdoa dengan tenang. Padahal, Nabi Muhammad SAW bersabda bahwa doa setelah shalat fardu sangat dianjurkan karena hati sedang dalam keadaan khusyuk dan dekat dengan Allah SWT.
Doa lain yang jarang diingat adalah doa saat hujan turun. Rasulullah SAW bersabda:
“Dua doa yang tidak tertolak: doa ketika azan dan doa ketika hujan turun.” (HR. Abu Dawud).
Saat hujan, seseorang dapat membaca doa singkat berikut:
اللَّهُمَّ صَيِّبًا نَافِعًا
“Allahumma shayyiban nafi‘a.”
(Ya Allah, jadikanlah hujan ini hujan yang membawa manfaat).
Sayangnya, momen mustajab ini sering berlalu tanpa dimanfaatkan, padahal hujan adalah simbol rahmat dan berkah dari langit.
Kemudian, doa ketika marah atau sedih juga kerap diabaikan. Dalam keadaan emosi, manusia cenderung meluapkan perasaan dengan kata-kata, padahal Islam mengajarkan agar segera memohon perlindungan Allah dengan membaca:
أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ
“A‘ūdzu billāhi minasy-syaithānir-rajīm.”
(Aku berlindung kepada Allah dari godaan setan yang terkutuk).
Doa ini menenangkan hati dan menahan diri dari perbuatan yang dapat merugikan diri sendiri maupun orang lain.
Dari berbagai doa tersebut, tampak bahwa doa mustajab tidak selalu datang dalam momen besar, melainkan dalam keseharian yang sederhana. Kuncinya terletak pada keikhlasan, keyakinan, dan konsistensi dalam berdoa. (*)

 
																						




