CKG untuk Anak Sekolah Dilakukan Serentak di Indonesia

Pesantenanpati.com – Cek Kesehatan Gratis (CKG) untuk anak sekolah dilakukan serentak pada hari ini Senin (4/8/2025).

Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) RI Arifatul Choiri Fauzi turun melakukan pemantauan pelaksanaan program tersebut secara langsung di SLB Negeri Semarang.

Arifatul datang dengan didampingi oleh Sekda Jateng Sumarno, Kepala DP3AP2KB Jateng Ema Rahmawati, dan Kepala Dinkes Jateng Yunita Dyah Suminar.

Menurutnya, program CKG untuk siswa sekolah telah dimulai untuk murid-murid sekolah rakyat pada 14 Juli 2025. Kemudian, untuk sekolah umum (SD, SMP, SMA, SMK dan SLB) mulai serentak pada pekan pertama Agustus.

“Ini menjadi pondasi bagaimana pembangunan SDM kita di tahun 2045 adalah SDM yang berkualitas, yang bermutu. Pertama melalui kesehatan, kemudian memberi kesempatan mendapat pendidikan layak dan yang ketiga adalah gizi,” ujarnya.

Ia menyebut jika fakta kesehatan gigi anak di Indonesia cukup memprihatinkan. Dimana sekitar 93 persen gigi anak berlubang, dan hanya tujuh persen dalam kondisi baik.

Sekda Jateng Sumarno mengatakan, capaian CKG yang tinggi di Jawa Tengah menunjukkan tingginya animo warga.

BACA JUGA :   Anggaran Perbaikan Jalan di Purbalingga Bakal Ditambah

Selain itu, pemerintah Jawa Tengah hadir melalui berbagai layanan, seperti dokter spesialis keliling atau Speling, yang diintegrasikan dengan CKG.

“Capaian CKG kami di Jawa Tengah sudah 5,7 juta sasaran. Mungkin kalau di Indonesia baru 15 jutaan (orang), kita sudah support sepertiga sendiri. Ini sesuatu yang penting bagi kami, karena kita ingin anak kita cerdas, tentu saja mulai dari kondisi kesehatannya harus kita ketahui terlebih dahulu,” urainya.

Sedangkan, Kepala Dinas Kesehatan Jawa Tengah, Yunita Dyah Suminar mengatakan bahwa CKG untuk usia anak sekolah bertujuan untuk skrining kesehatan sejak dini. Karena, penyakit degeneratif seperti diabetes, juga rentan menyerang saat usia muda.

“Karena sekarang banyak anak yang mengonsumsi makanan berkadar gula tinggi dan bahan pengawet. Maka anak-anak diajarkan untuk tidak mengonsumsi yang membahayakan bagi tubuhnya,” ujarnya. (*)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed