Sering Diabaikan! Berikut Tanda-tanda Tubuh Kekurangan Cairan

Pesantenanpati.com – Kebutuhan cairan dalam tubuh sering kali dianggap sepele, padahal air berperanan penting dalam menjaga keseimbangan fungsi organ. Sekitar 60% tubuh manusia terdiri dari air, dan ketika kadar ini menurun, berbagai gangguan kesehatan dapat muncul tanpa disadari.

Dehidrasi tidak hanya ditandai dengan rasa haus, tetapi juga melalui gejala halus yang kerap diabaikan. Banyak orang baru menyadarinya ketika tubuh sudah menunjukkan tanda kelelahan, kulit kering, atau sulit berkonsentrasi.

Salah satu tanda paling umum dari kekurangan cairan adalah warna urine yang pekat. Dalam kondisi normal, urine berwarna kuning muda hingga bening. Namun ketika tubuh kekurangan cairan, warna tersebut berubah menjadi kuning tua atau bahkan oranye.

Ini menunjukkan bahwa konsentrasi limbah dalam tubuh meningkat karena tidak cukup air untuk melarutkan dan membuangnya. Menurut Mayo Clinic, urine yang terlalu pekat bisa menjadi sinyal awal dehidrasi ringan yang perlu segera diatasi dengan konsumsi air putih.

Selain itu, tubuh yang kekurangan cairan juga dapat mengalami penurunan energi secara signifikan. Dehidrasi membuat aliran darah menjadi lebih kental, sehingga jantung harus bekerja lebih keras untuk mengalirkan oksigen dan nutrisi ke seluruh tubuh.

BACA JUGA :   Tren Gaya Hidup Sehat yang Mulai Diminati Anak Muda

Akibatnya, seseorang mudah merasa lelah, lesu, dan sulit fokus meskipun tidak melakukan aktivitas berat. Bahkan, penelitian dari Journal of Nutrition menunjukkan bahwa kehilangan cairan sebanyak 1–2 persen dari berat badan mampu memengaruhi suasana hati dan kemampuan kognitif seseorang.

Kulit kering dan bibir pecah-pecah juga menjadi indikator lain yang sering diabaikan. Saat tubuh kekurangan cairan, produksi minyak alami kulit berkurang, menyebabkan permukaan kulit menjadi kusam dan terasa kasar.

Kondisi ini tidak hanya berdampak pada penampilan, tetapi juga mempercepat proses penuaan dini. Begitu pula dengan bibir yang mudah pecah, menunjukkan tubuh sedang kekurangan hidrasi di jaringan halus.

Gangguan pencernaan pun bisa menjadi tanda tubuh membutuhkan lebih banyak cairan. Air berperan penting dalam membantu proses penyerapan makanan dan melunakkan feses. Kekurangan cairan menyebabkan usus bekerja lebih lambat, sehingga meningkatkan risiko sembelit.

Selain itu, dehidrasi juga dapat memicu sakit kepala, karena berkurangnya volume cairan di otak dapat menyebabkan penyempitan pembuluh darah.

Untuk mencegah hal tersebut, penting menjaga asupan cairan secara konsisten setiap hari. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia merekomendasikan konsumsi air putih sekitar dua liter per hari atau setara delapan gelas.

BACA JUGA :   Faktor Utama Kenaikan Penggunaan Kacamata di Kalangan Anak SD

Namun kebutuhan ini dapat meningkat tergantung pada suhu lingkungan, tingkat aktivitas fisik, serta kondisi tubuh. Minuman seperti jus buah tanpa gula, air kelapa, dan sayuran berair tinggi seperti mentimun atau semangka juga bisa membantu memenuhi kebutuhan cairan.

Menjaga tubuh tetap terhidrasi bukan hanya soal menghilangkan haus, melainkan menjaga keseimbangan seluruh sistem tubuh. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *