Pesantenanpati.com – Inner child merupakan hasil dari pengalaman masa kecil yang membentuk kepribadian seseorang saat ini.
Dalam bahasa psikologi, biasa disebut sebagai ACEs (adverse childhood experiences).
Ketika kita bertambah usia, maka kita tumbuh secara fisik dan mental. Namun ada hal yang tak ikut tumbuh dan tetap dipertahankan. Sisi anak-anak ini yang dikenal dengan inner child.
Bagi orang yang memiliki pengalaman masa kecil yang negatif, maka dapat menyebabkan seseorang secara tidak sadar memiliki inner child yang terluka. Hal itu bisa membekas dalam diri seseorang hingga dewasa.
Berikut ini tanda kamu punya inner child yang terluka.
- Sangat terikat dengan orang tertentu karena merasa takut ditinggalkan.
- Merasa bersalah apabila memberikan suatu batasan dari diri sendiri kepada orang lain.
- Sulit menyelesaikan suatu aktivitas.
- Tidak berani beropini dan menunjukkan perasaan yang sebenarnya.
- Terdapat suatu kecenderungan untuk mencurigai orang lain.
- Terlalu keras mengkritik diri sendiri.
- Tidak ingin terlibat dalam suatu konflik.
- Tidak percaya diri (insecure) dengan bentuk tubuh sendiri.
- Cemas ketika berhadapan dengan hal-hal baru.
- Selalu berusaha keras untuk menjadi yang terdepan.
- Selalu berusaha untuk menyenangkan orang lain.
Jika kamu memiliki tanda di atas, maka sebaiknya kamu mulai memperhatikan dirimu sendiri. Kenali diri, pahami traumamu, dan terima inner child itu. Ingat kenangan bahagia. Jika butuh bantuan, kamu bisa datang ke psikolog. (*)