Pati, Pesantenanpati.com – Para Pedagang Kaki Lima (PKL) di Pati mengaku kesulitan cari tempat yang strategis untuk berjualan.
Hal itu karena kawasan Alun-alun Simpang Lima Pati yang dulu menjadi lokasi strategis jualan kini menjadi kawasan zona merah yang melarang ada pedagang.
Salah satu PKL, Lilik (55) mengaku selama ini kesulitan dalam mencari tempat yang strategis untuk berjualan.
Sebagaimana yang diketahui, alun-alun yang menjadi pusat kota dan banyak dikunjungi masyarakat. Sehingga dulunya menjadi lokasi favorit pedagang.
Namun sayang, adanya penjagaan ketat yang dilakukan oleh pihak Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) kabupaten menjadikan pendapatannya berkurang.
“Alun-alun ya hampir setiap hari dijaga, biasanya mulai dari sore bahkan sampai tengah malam, jadinya ya berkurang,” ungkapnya.
Lebih lanjut, pihaknya menuturkan setiap kali mangkal di Alun-alun Simpang Lima Pati dirinya mampu memperoleh pendapatan mulai dari Rp100 ribu hingga Rp200 ribu.
“Kalau di sini lumayan, setiap hari itu bisa kadang. Ya 100 ribu, bahkan kadang nyampai 200 ribu mas,” imbuh Lilik.
PKL yang kesehariannya menjajakan makanan bakso tersebut juga menanyakan wilayah zona merah lain yang justru diabaikan oleh pihak Satpol PP. Dimana titik tersebut, diantaranya yakni Jalan Panglima Sudirman.
“Ada lagi yang di Panglima Soedirman ya, itukan juga zona merah, tapi kelihatannya bebas berdagang dari mulai pagi sore bahkan,” tegasnya.
Lilik berharap melalui pemerintah kabupaten dan pihak-pihak terkait untuk dapat memperhatikan nasib para pedagang kecil sepertinya.
Sementara itu, beberapa kawasan lain yang menjadi zona merah bagi PKL di Pati diantaranya adalah Jalan Panglima Sudirman dan Jalan Pangeran Diponegoro Kabupaten Pati. (*)