Pati, Pesantenanpati.com – Kemarau yang terjadi menyebabkan petani di Kabupaten Pati yang kebanyakan memakai sistem tadah hujan menjadi kesulitan.
Berdasarkan penjabaran dari Penjabat (Pj) Bupati Pati Henggar Budi Anggoro, ada kurang lebih 85 persen lahan pertanian yang tak bisa ditanami akibat kekeringan yang terjadi.
“Dengan kondisi saat ini sangat berdampak bagi para petani. Soalnya patani kita kurang lebih 85 persen petani yang memakai tadah hujan,” ujarnya.
Ia berharap permasalahan ini dapat segera dipecahkan agar para petani bisa dapat bercocok tanam kembali. Henggar memberi saran supaya dibeberapa tempat dilakukan pengeboran untuk air bersih.
“Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Kabupaten Pati memiliki karakteristik yang berbeda. Seperti di daerah Wedarijaksa yang masih terdapat air untuk bercocok tanam, meskipun ditempat lain sudah tidak ada lagi yang bercocok tanam,” tuturnya.
Henggar juga berharap bencana kekeringan yang melanda di wilayah kabupaten Pati agar segera berakhir. Akhirnya para petani bisa bercocok tanam kembali.
“Semoga bulan depan bisa turun hujan. Kita mendoakan untuk para petani di pati ini segera bisa bercocok tanam kembali,” paparnya. (*)