Pesantenanpati.com – Baru-baru ini, sebanyak 426 dari total 972 keseluruhan siswa di SMA Negeri 1 Jogja atau SMA Teladan mengalami keracunan usai mengonsumsi menu Makan Bergizi Gratis (MBG), yang berada dalam naungan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Wirobrajan.
Melansir dari Detik, Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sri Sultan Hamengku Buwono X (HB X) menanggapi kasus tersebut dengan menyinggung statemen yang sudah pernah ia sampaikan sebelumnya, ialah berupa margin waktu antara memasak dan mulai dikonsumsi.
Sebelumnya perlu diketahui, bahwa SPPG Wirobrajan juga menaungi delapan sekolah lainnya, dengan total sebanyak 3.444 siswa dari sembilan lembaga pembelajaran.
Berkaitan dengan hal itu, Sultan mengatakan memasak 3.000 porsi di dapur tradisional perlu membutuhkan waktu yang tidak sebentar.
Permisalan jika menu besok pagi adalah ayam atau daging sapi, maka harusnya bahan baru dibeli sore sebelumnya, dan harus disimpan terlebih dahulu dalam freezer atau pendingin. Karena jika tidak disimpan dalam freezer, yang terjadi adalah bahan masakan jadi basi, bahkan sebelum diolah.
“Hal hal seperti itu kalau tidak dipahami mereka yang berada di dapur. Ha mbok sampai kapan pun yang keracunan masih ada,” ucap Sultan, dikutip dari Detik.
Untuk itu, Sultan memberikan solusi terkait dilakukannya evaluasi teknis pelaksanaan MBG di SPPG yang menaungi. Karena meskipun telah dilakukan pengawasan dan kewajiban sertifikat higienis, menurutnya untuk beban sebanyak 3.000 porsi per hari akan masih menjadi beban yang sulit.
“Rumah makan wae rak ono sing (tidak ada yang) buka nganti (sampai) tiga ribu porsi terus, ndak akan mampu,” katanya. (*)






