Pesantenanpati.com – Posisi Republik Indonesia (RI) sebagai peringat kedua dalam pemanfaatan panas bumi terbesar di dunia setelah Amerika Serikat (AS), mendorong Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) untuk menjadikan RI sebagai pemimpin utama.
Menurut CNBC Indonesia, kapasitas yang terpasang dalam pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) Indonesia saat ini sebesar 2,71 Giga Watt (GW), lebih rendah dibandingkan dengan milik AS yang telah mencapai 3,6 GW.
Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (Dirjen EBTKE) Kementerian ESDM, Eniya Listiani Dewi menyebutkan dalam kurun waktu lima tahun mendatang, pemerintah berharap mampu menambah kapasitas PLTP sebesar 1 GW yang akan membalap posisi AS.
Sementara target yang dicapai untuk sepuluh tahun mendatang, pemerintah diharapkan lebih masif menambah kapasitas PLTP dalam negeri mencapai 5,2 GW, sesuai yang telah tertuang dalam Rencana Umum Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025-2034.
Untuk target tersebut, pihaknya telah menyiapkan upaya dengan implementasi pemangkasan proses perizinan pengembangan wilayah kerja panas bumi (WKP), yang semula menghabiskan waktu hingga 1,5 tahun berubah hanya menjadi tujuh hari.
Pemangkasan durasi proses perizinan tersebut bisa diwujudkan lantaran sistem pengajuan sudah didigitalisasi melalui Online Single Submission (OSS).
Seperti contoh dua lokasi yang telah diberikan izin dengan keluar lebih cepat, ialah berlokasi di Cisolok Jawa Barat dan Nagekeo Nusa Tenggara Timur. Keduanya mendapatkan izin karena menyandang status sebagai pemenang lelang. (*)
