Rajin Menabung Dianggap Tidak Cukup Menghidupi Masa Pensiun, Mengapa?

Pesantenanpati.com – Larry Fink, seorang CEO BlackRock menyebut perilaku rajin menabung dianggap tidak cukup untuk menghidupi masa pensiun dengan nyaman. Hal ini diungkapkan dalam surat tahunannya kepada pemegang saham yang diterbitkan pada Maret 2023.

Mengutip dari CNBC Indonesia, Fink menyebut situasi ini sebagai “krisis dalam senyap.”

Dalam mempertaruhkan masa depan keuangan mereka, alih-alih menyimpan uang tunainya di dalam rumah atau di bank, melakukan investasi dianggap lebih baik untuk menghasilkan imbal hasil yang diperlukan ketika pensiun dengan lebih bermartabat.

Investasi mampu membuat uang “bekerja” daripada hanya diparkirkan di tabungan. Dengan adanya inflasi, meningkatnya biaya seperti perawatan kesehatan untuk harapan hidup yang lebih panjang dianggap tidak akan cukup jika hanya mengandalkan tabungan dalam bank.

Hal tersebut dikatakan Fink dengan merujuk pada isu global di mana populasi menua, angka kelahiran menurun, dan beban pensiun beralih dari pemerintah ke individu.

Karena salah satu penyebab yang membuat masa pensiun semakin sulit adalah adanya ketidakpastian ekonomi.

BACA JUGA :   Sebanyak 13.000 Sekolah dan 14.000 Madrasah Bakal Direnovasi Tahun Ini

Fink menegaskan bahwa berinvestasi bukan hanya tentang uang, melainkan tentang meyakini masa depan.

Ketika seseorang merasa aman secara finansial, mereka merasa penuh harapan dan sebaliknya, orang akan merasa ragu untuk bertindak ketika khawatir dengan uang.

Realita mengungkapkan perilaku investasi mampu membangun kekayaan seiring waktu.

Sebagai contoh, ketika seseorang menyimpan 1.000 dolar di bawah kasur selama 10 tahun, maka dipastikan nilainya akan turun karena inflasi. Sebaliknya, jika seseorang menginvestasikan 1.000 dolar uang yang sama, maka nilainya bisa saja lebih dari 3.000 dolar setelah 10 tahun.

Teknologi telah membuat investasi menjadi lebih mudah dan murah dari sebelumnya. Seperti yang terjadi pada masa lalu ketika investor harus menghubungi broker, kini siapa saja yang memiliki telepon seluler (ponsel) pintar sudah mampu melakukan investasi. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *