Pesantenanpati.com – Banyak orang mengira kegagalan diet terjadi karena kurangnya niat atau kemalasan. Padahal kenyataannya jauh lebih kompleks.
Ada banyak faktor yang membuat diet terasa sulit dipertahankan meski seseorang sudah berusaha sebaik mungkin.
Salah satu alasan utama datang dari faktor biologis. Tubuh manusia secara alami tidak suka kehilangan cadangan energi. Sebuah studi dari National Institute of Health menyebutkan bahwa ketika berat badan turun, metabolisme ikut melambat.
Hal ini membuat tubuh jadi lebih hemat energi dengan rasa lapar yang ikut meningkat. Inilah sebabnya mengapa orang yang sedang diet sering merasa cepat lapar meski sudah makan.
Selain itu, pola makan modern juga memberi tantangan tersendiri. Data dari Journal of Nutrition menunjukkan bahwa makanan tinggi gula dan lemak memicu pelepasan dopamin di otak, mirip seperti efek kecanduan.
Jadi, bukan sekadar kurang disiplin, tapi otak benar-benar mendorong kita mencari makanan yang memberi rasa puas instan.
Faktor psikologis juga tak kalah penting. Tekanan sosial, stres, hingga kurang tidur bisa membuat seseorang sulit konsisten dengan pola makan sehat. Bahkan survei global tahun 2022 menemukan sekitar 60% orang gagal diet karena godaan emosi, bukan karena malas bergerak.
Jadi, gagal diet dipengaruhi oleh tubuh, otak, hingga lingkungan yang membuat proses ini penuh dengan tantangan. Kuncinya bukan sekadar menahan diri, melainkan memahami bagaimana tubuh bekerja lalu mencari pola yang realistis dan bisa dijalani dalam jangka panjang. (*)