Pengembangan MAJT Semarang, Bakal Dibangun Pesantren hingga Pusat Bisnis

Pesantenanpati.com – Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT) Semarang bakal dikembangkan agar lebih memberikan kemakmuran dan kesejahteraan kepada masyarakat.

Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi mendukung langkah itu, mengingat MAJT adalah salah satu tetenger (ciri khas) dan trademark Provinsi Jawa Tengah.

“MAJT ini jadi trademark, kebanggaan bagi masyarakat muslim kita. Kita harus punya tetenger yang harus kita uri-uri (lestarikan). MAJT adalah ikon Jawa Tengah,” ujarnya.

Pengembangan MAJT akan diarahkan pada nilai-nilai budaya keislaman, dan nilai-nilai sosial kemasyarakatan lain.

“MAJT tidak hanya memakmurkan masyarakat sekitar, tetapi juga untuk memberikan usaha, dalam rangka menunjang kemakmuran umat di wilayah kita,” jelasnya.

Rencananya, lahan kawasan MAJT akan dibangun pesantren, rumah sakit, pusat bisnis, dan rumah pemotongan hewan (RPH).

Terkait RPH, Pemprov Jateng juga memiliki program prioritas, yaitu sembelih halal. Program tersebut menjadi kesatuan dalam program Pesantren Obah.

Ketua Pengurus Pengelola MAJT, Noor Ahmad mengatakan, saat ini di kawasan MAJT sudah ada Pesantren Tahfidz Al-Qur’an. Semua santri yang belajar di pesantren tersebut, merupakan penerima beasiswa dari Baznas Jateng. Pesantren itu juga sudah berkolaborasi dengan perguruan tinggi, sehingga selain mendapat pembelajaran pesantren, juga belajar pendidikan formal.

BACA JUGA :   Pemkot Semarang Siapkan Ribuan Sandbag untuk Atasi Tanggul Kritis dan Rawan Banjir

“Setelah lulus, mereka kami kembalikan ke daerah masing-masing untuk menjadi imam, yang kita bekali dengan tafsir, hadits, dan pemahaman Islam yang rahmatan lil alamin,” ujarnya.

Terkait pengembangan pusat bisnis, menurut Noor Ahmad, saat ini sudah ada pasar tradisional yang lumayan ramai di sekitar kawasan MAJT. Untuk RPH juga sudah disiapkan dengan nama RPH Kang Jalal (tukang jagal halal).

“Nanti juga akan kami kembangkan terkait agrowisatanya. Kami canangkan MAJT ini menjadi masjid rujukan, tidak hanya di Jawa Tengah tapi juga nasional,” jelasnya. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *