Pesantenanpati.com – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah menyiapkan role model pendampingan dan pelatihan bagi kabupaten/kota untuk melindungi Pekerja Migran Indonesia (PMI).
“Saya sudah perintahkan kepada Dinas Ketenagakerjaan, untuk membuat role model terkait pendampingan dan pelatihan. Perlu adanya penyelarasan mulai rekrutmen sampai pemberangkatan PMI kita,” ujar Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi.
Data penempatan Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal Jawa Tengah sesuai data 2024 sebanyak 66.611 orang. Sedangkan pada 2025 terhitung sampai Maret sebanyak 14.361 orang.
Jumlah tersebut terpusat di sembilan kabupaten, yaitu Cilacap, Kendal, Brebes, Pati, Grobogan, Banyumas, Sragen, Kebumen, dan Sukoharjo.
“Pekerja migran Jateng secara umum nomor dua setelah Jatim. Pekerja migran ini identik pahlawan devisa bagi kami, karena jumlah sangat besar, di mana sentralnya ada di sembilan kabupaten,” ujarnya.
Enam negara yang menjadi tujuan PMI asal Jawa Tengah 2024 dan 2025 diantaranya Hongkong, Taiwan, Malaysia, Korea Selatan, Jepang, dan Singapura. Kemudian ada juga negara lainnya seperti Jerman.
“Kita sudah petakan di sembilan kabupaten itu yang besar-besar. kita harus tahu tentang kearifan lokal, masing-masing kabupaten/ kota kan beda-beda. Ada yang patokannya terkait daerah miskin yang diberangkatkan, ada yang di daerah itu sudah tradisi, belum lagi simpul-simpul tenaga kerja kan beda-beda,” jelasnya.
Penyelarasan pengurusan PMI dinilai bisa memudahkan dalam pengawasan, sehingga tidak terjadi banyak penipuan dan penyelewengan
“Ini harus kita sinergikan, agar masyarakat kita yang pekerja migran itu betul-betul pahlawan devisa. Pak Menteri memberikan warning kepada kita, agar ada satu aplikasi jelas, dan akan memudahkan masyarakat kita bekerja di luar negeri,” jelas Luthfi. (*)
