Jateng Anggarkan Rp1 Miliar untuk Tangani TBC di 2025

Pesantenanpati.comAlokasi dana untuk penanganan penyakit Tuberkulosis (TBC) tahun 2025 di Jawa Tengah mencapai Rp1 miliar.

Tim Percepatan Penanggulangan Tuberkulosis (TP2TB) telah diaktifkan dan Rencana Aksi Daerah (RAD) di provinsi dan masing-masing kabupaten/ kota telah dibuat.

Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin mengatakan bahwa langkah ini sesuai dengan Pergub Nomor 27 Tahun 2024 tentang Rencana Aksi Daerah Penanggulangan Tuberkulosis Provinsi Jawa Tengah 2024–2029, serta Keputusan Gubernur No. 440/37 Tahun 2024 tentang Tim Percepatan Penanggulangan TBC

“Di 35 kabupaten/kota sudah ter-SK semua, RAD tinggal satu (daerah), yaitu Kabupaten Klaten. Nanti saya akan segera lapor ke Gubernur, agar bisa segera ditindaklanjuti,” ujarnya.

Pemprov Jateng pun akan berupaya mengejar target penemuan dan pengobatan masyarakat yang teridentifikasi tuberkulosis.

“Kita concern terhadap pertumbuhan ekonomi, kita ajak banyak investor asing masuk ke Jawa Tengah. Salah satu yang dilihat adalah indikator TBC ini, masih tinggi apa nggak, kalau masih tinggi maka mereka berpikir ulang. Untuk menyukseskan itu akan kami realisasikan (eliminasi TBC),” jelasnya.

BACA JUGA :   Atasi Rob, Pembatas Beton Dipasang di Jalan Semarang-Sayung

Ia menyebut, kondisi tuberkulosis di Jawa Tengah sudah membaik. Namun, yang masih menjadi tantangan adalah temuan penderita. Sampai 25 Agustus 2025, capaian penemuan kasus TBC di Jawa Tengah baru mencapai 50% dari target Agustus sebesar 60%, atau 53.480 kasus dari target tahunan sebesar 107.488 kasus.

Dari capaian tersebut, kasus TBC Sensitif Obat (SO) tercatat 52.891 orang. Sebanyak 48.524 pasien yang sudah memulai pengobatan atau 92%, masih ada 4.367 pasien yang belum memulai pengobatan.

Kasus TBC Resisten Obat (RO) baru ditemukan sebanyak 589 dari estimasi 3.156 kasus. Dari jumlah tersebut, 493 pasien sudah memulai pengobatan atau 84%, masih ada 96 pasien yang belum memulai pengobatan.

“Kondisi di Jateng alhamdulillah membaik, kita yang belum mencapai target adalah penemuannya. Jadi akan kami lakukan untuk target-target 2025 ini, semakin banyak target yang bisa kita temukan terkait TBC ini, semakin minim penularan. Kita tahu Jawa Tengah punya pengalaman terbaik penanganan Covid, saya rasa ini lebih bisa lagi,” jelasnya.

BACA JUGA :   Pemprov Jateng Alokasikan Rp16,6 Miliar untuk Perguruan Tinggi Swasta di 2025

Wagub membeberkan, program Speling yang digagas bersama Gubernur Ahmad Luthfi dan diintegrasikan dengan Cek Kesehatan Gratis (CKG) dari pemerintah pusat, akan dijadikan sebagai corong skrining tuberkulosis sampai di tingkat desa. Seluruh Dinas Kesehatan dan rumah sakit di Jawa Tengah telah dikerahkan, agar seluruh masyarakat dapat terdeteksi.

“Speling efektif untuk skrining TBC. Saya pernah mengawal juga, ketika ditemukan langsung kita distribusikan ke rumah sakit, puskesmas, dan lainnya, untuk pengobatan lebih lanjut,” kata Taj Yasin.

Menteri Dalam Negeri RI Tito Karnavian mengapresiasi Provinsi Jawa Tengah, karena menjadi salah satu provinsi yang sudah lengkap dalam TP2TB dan RAD, tinggal implementasi di lapangan.

Sementara, provinsi lain masih ada yang punya pekerjaan rumah, karena ada yang sudah membuat tim tetapi belum membuat rencana aksi. Juga masing banyak kabupaten/ kota di beberapa provinsi tersebut, yang belum membuat TP2TB dan RAD.

“Kalau tidak ada rencana aksi tidak tahu mau berbuat apa. Kita akan tagih dan dievaluasi. Apakah tiap bulan atau dua bulan. Lalu diimplementasikan nggak. Nanti yang terbaik akan kita berikan penghargaan, bagi yang tidak ada kemajuan akan kita umumkan ke publik,” tegas Tito.

BACA JUGA :   Sebanyak 3.612 Miras di Demak Dimusnahkan

Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin mengatakan, presiden minta agar TBC segera dieliminasi. Cara penanganannya sama dengan Covid-19, pertama kita skrining dulu, setelah itu diobati dan obatnya sudah ada. (*)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *