Cegah Kekerasan dan Bullying, Wagub Jateng Minta Layanan Konseling Didekatkan di Sekolah

Pesantenanpati.com – Guna mencegah kekerasan dan bullying, Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin meminta laynan konseling didekatkan di sekolah maupun pesantren.

“Konseling harus kita dekatkan ke satuan pendidikan,” kata Taj Yasin.

Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Jawa Tengah pun akan menerbitkan buku saku panduan bagi santri dan pengasuh.

“Melalui buku itu, mereka akan tahu bagaimana bersikap saat menghadapi atau melihat kasus bullying,” jelasnya.

Pemprov Jateng berkomitmen dalam mendampingi pesantren, agar tidak sampai terjadi kekerasan.

Alhamdulillah agenda yang disiapkan DP3AP2KB bersama UNICEF dan LPA Klaten, langsung ditindaklanjuti. Dari pelatihan untuk 70 pesantren kemarin, muncul ide agar pelatihan lanjutan digelar langsung di pondok-pondok,” jelasnya.

Ada wacana peluncuran program pendampingan yang lebih intensif untuk santri dan pengasuh, pada Hari Santri Nasional 2025.

Pihaknya juga akan melibatkan Dinas Pendidikan, Kementerian Agama, hingga Dinas Kesehatan, dalam pencegahan kekerasan lewat program lintas sektor seperti Speling dan Kecamatan Berdaya.

“Kita ingin semua program dikeroyok bareng. Bahkan nanti akan kita susun produk hukum turunan dari Perda Pesantren, untuk menguatkan perlindungan di dalamnya,” imbuhnya.

BACA JUGA :   Ratusan Kades di Pekalongan Perpanjang Masa Kerja

Sebagai informasi, audiensi itu menjadi tindak lanjut dari pelaksanaan Training of Facilitator (ToF) bertema Kesejahteraan Remaja di Pesantren yang digelar di BPSDMD Provinsi Jawa Tengah, dua hari sebelumnya.

Kepala Perwakilan UNICEF Wilayah Jawa, Ignatius Setyawan Cahyo, menyampaikan apresiasinya terhadap kepemimpinan dan komitmen Jawa Tengah dalam isu perlindungan anak.

“Saya sangat senang bisa mendukung Pemerintah Jawa Tengah. Kepemimpinannya sangat proaktif dan progresif dalam mengurangi segala bentuk kekerasan terhadap anak, termasuk diskriminasi dan intoleransi. Ini menumbuhkan optimisme, bahwa penghapusan kekerasan terhadap anak di seluruh Indonesia itu mungkin,” ujar Cahyo.

Disampaikan, UNICEF menilai kegiatan ToF sangat penting, untuk melihat seberapa jauh pemahaman pengasuh pesantren terhadap isu kekerasan. Organisasi internasional itu juga berterima kasih atas dukungan penuh Pemprov Jawa Tengah, dalam menyukseskan pelatihan tersebut. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *