Pesantenanpati.com – Banyak orang berpikir bahwa liburan pasti membutuhkan biaya yang besar. Padahal, data menunjukkan bahwa gaya backpacker bisa memangkas pengeluaran yang cukup signifikan.
Menurut laporan Hostelworld (2023), rata-rata backpacker bisa menghemat hingga 40% biaya akomodasi dibanding traveler biasa. Tidak heran, konsep perjalanan hemat ini semakin populer di kalangan anak muda.
Salah satu kuncinya ada di transportasi. Tiket pesawat bisa lebih murah hingga 25–50% jika dipesan minimal satu bulan sebelum keberangkatan. Selain itu, penggunaan kereta atau bus antar kota juga bisa mengurangi biaya perjalanan darat hingga 30%.
Soal penginapan, riset Booking.com menunjukkan bahwa 70% backpacker memilih hostel karena lebih murah dengan rata-rata nominal hanya Rp100.000–200.000 per malam di Asia Tenggara. Bahkan, ada yang memilih couchsurfing yang bisa menekan biaya menginap sampai nol rupiah.
Tidak kalah penting adalah makanan. Memilih membeli makan di warung lokal atau street food bisa menghemat anggaran hingga 50% dibandingkan restoran turis. Selain hemat, cara ini juga memberi pengalaman kuliner yang lebih otentik.
Kebiasaan kecil juga berpengaruh besar, misalnya dengan membawa botol minum isi ulang. Wisatawan yang menggunakan botol isi ulang bisa menghemat rata-rata Rp15.000–30.000 per hari, sekaligus mengurangi sampah plastik.
Jika perjalanan berlangsung seminggu, itu sudah menghemat lebih dari Rp200.000.
Dari data-data tersebut, jelas bahwa backpacker bukan sekadar soal gaya liburan, tetapi juga strategi finansial. Dengan riset yang matang, pemilihan transportasi cerdas, penginapan hemat, makan sederhana, dan kebiasaan praktis, kamu bisa tetap liburan seru tanpa khawatir keuangan terkuras. (*)