Pengadopsian Teknologi GIS untuk Pembangunan Kota Pintar

Pesantenanpati.com – Di tengah potensi bencana banjir dan tanah longsor yang sedang marak terjadi di Indonesia, langkah Pemerintah Daerah (Pemda) terkait pemanfaatan teknologi Sistem Informasi Geografis atau Geographic Information System (GIS) menjadi salah satu penolong.

Melansir dari Detik, teknologi GIS telah dijadikan sebagai salah satu kunci utama untuk pembangunan Kota Pintar (Smart City) guna mendukung perencanaan tata ruang, efisiensi layanan publik, manajemen bencana, hingga transparansi data.

Dalam hal ini, Pemda telah berhasil memanfaatkan GIS untuk pemetakan potensi banjir dan risiko tanah longsor, pemantau kualitas udara secara real time, pengelola layanan air bersih dan sanitasi, hingga pendukung sistem perizinan berbasis lokasi (location-based licensing).

Meski pencegahan bencana sukar terjadi, namun teknologi GIS berhasil meminimalisir kerugian sekaligus memungkinkan petugas untuk dapat mengetahui lokasi pengungsian, tingkat keparahan masing-masing titik yang terdampak, hingga rute evakuasi paling aman.

Melalui teknologi GIS, ketimpangan pembangunan dapat terlihat dengan jelas karena dapat menunjukkan area yang belum tersentuh infrastruktur dasar seperti jalan, air bersih, serta sekolah guna menjadi dasar kuat untuk merumuskan kebijakan yang lebih merata.

BACA JUGA :   Jadwal Sidang Isbat Penentuan Awal Ramadan

Di antara wilayah Indonesia yang sudah membuktikan hasil dari penggunaan teknologi GIS, seperti Kota Semarang dengan pemanfaatannya untuk pengelolaan banjir, Surabaya sebagai fondasi pengembangan ruang terbuka hijau serta Makassar untuk pemantauan distribusi bantuan sosial.

Kemudian, Kabupaten Sleman, Yogyakarta juga disebut sukses memanfaatkan GIS untuk pemetakan hotel, restoran, dan tempat usaha lainnya guna penjangkauan objek pajak yang dapat ditarik secara adil dan transparan.

Hal serupa juga terjadi di Kota Bogor, yang menghasilkan pengintegrasian data Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) serta retribusinya untuk peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) secara signifikan dalam dua tahun terakhir.

Mulai dari pengawasan infrastruktur, pengelolaan aset hingga pelayanan publik yang terjadi di setiap kota, seluruhnya kini membutuhkan analisis data spasial seperti teknologi GIS untuk memastikan efisiensi dan akurasi. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *