Tiga Kawasan Wisata Rawan Longsor di DIY Dipastikan Aman Dikunjungi

Pesantenanpati.com – Tiga destinasi wisata di DIY yang berpotensi rawan tanah longsor dipastikan aman dikunjungi.

Hal itu berdasarkan hasil olahan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY. Tiga kawasan yang dimaksud yaitu Perbukitan Menoreh, Pegunungan Sewu, serta Perbukitan Patuk Imogiri.

Dinas Pariwisata (Dinpar) DIY memastikan bahwa semua destinasi wisata di kawasan berpotensi bencana tersebut, tetap aman untuk dikunjungi dan aktivitas wisata dapat dilakukan seperti biasa.

Beberapa destinasi wisata yang terdapat di dalam 3 kawasan tersebut antara lain, yaitu Nglinggo Tritis, Puncak Widosari, Puncak Suroloyo, Sendangsono, Embung Tonogoro, Desa Wisata Tinalah, Desa Wisata Jatimulyo, Nglanggeran, Gua Pindul, dan Kalisuci. Pun, Air Terjun Srigethuk, Gua Jomblang, Desa Wisata Wukirsari, Mangunan (Becici, Pengger), Imogiri, HeHa Sky View, dan Bukit Bintang.

“Dinas Pariwisata DIY menegaskan bahwa tidak ada penutupan yang dilakukan terhadap destinasi wisata yang berada di dalam kawasan yang berpotensi longsor dan destinasi wisata tetap beroperasi seperti biasa. Pengawasan kondisi destinasi tersebut dilakukan secara intensif dengan melibatkan Dinas Pariwisata Kabupaten/Kota, BPBD DIY, Satpol PP, TNI/Polri, pengelola destinasi maupun masyarakat setempat,” jelas Kepala Dinas Pariwisata DIY, Imam Pratanadi.

BACA JUGA :   Kepala Bapanas Pastikan Beras Tersedia di Bulan Puasa

Imam menyebut, menilik data yang ada, sejak tahun 2023 kejadian longsor di destinasi wisata tercatat hanya terjadi di area parkir Tebing Breksi. Selebihnya, kejadian longsor tidak secara spesifik terjadi di destinasi wisata sehingga tidak berdampak kepada operasionalisasi destinasi tersebut. Namun demikian, kejadian longsor di beberapa daerah juga berdampak pada kerusakan infrastruktur, khususnya jalan, sehingga dapat berakibat pada terhambatnya akses.

“Kejadian tanah longsor merupakan fenomena alam yang tidak dapat diprediksi secara pasti. Oleh karena itu, pemetaan kawasan yang berpotensi rawan longsor merupakan prosedur standar yang dilakukan dalam upaya mitigasi bencana,” kata Imam.

Bersama dengan jajaran terkait sesuai kewenangan masing-masing, Dinas Pariwisata DIY telah melakukan langkah-langkah mitigasi. Pertama, berkoordinasi dengan pengelola destinasi dan desa wisata dalam rangka penyiapan menyambut wisatawan, terutama memastikan ketersediaan rambu penunjuk arah dan rambu peringatan serta memastikan bahwa peralatan keamanan dan keselamatan dapat berfungsi dengan baik.

Dinas Pariwisata DIY juga telah melakukan pengawasan bersama Dinas Pariwisata Kabupaten/Kota untuk memastikan pelaksanaan operasional oleh pelaku usaha sesuai dengan SOP yang berlaku.

BACA JUGA :   Satu Pasien Cacar Monyet Dilaporkan Meninggal Dunia

“Kemudian juga memantau kondisi cuaca di destinasi wisata secara real-time dengan memanfaatkan kamera cctv dan memantau informasi prakiraan cuaca dari BMKG dan secara berkala menginformasikan kepada semua pihak terkait melalui kanal informasi JITV maupun media lainnya,” jelasnya.

Dalam forum yang mengangkat tema ‘Pariwisata Akhir Tahun di Tengah Cuaca Ekstrem’ ini, Imam menyampaikan, Dinas Pariwisata DIY bersama Dinas Pariwisata Kabupaten/Kota dan pemangku kepentingan turut mengimbau masyarakat dan wisatawan untuk tetap tenang dan melanjutkan rencana kunjungannya.

“Keamanan, keselamatan, dan kenyamanan wisatawan adalah prioritas utama kami, dan setiap potensi risiko akan ditangani sesuai prosedur mitigasi yang telah disiapkan,” ucap Imam.

Imam menegaskan, upaya mitigasi dan penanganan bencana terus dilakukan secara terpadu melalui koordinasi intensif antar pihak terkait. Hal ini untuk menjamin wisatawan dapat melakukan kegiatan wisata secara aman, nyaman, dan menyenangkan. (*)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *