Pesantenanpati.com – Masyarakat Jawa Tengah (Jateng) memiliki tradisi beragam dalam menyambut bulan puasa atau Ramadan 1445 Hijriah.
Bulan yang suci bagi umat Islam ini sangat ditunggu-tunggu. Di bulan penuh berkah ini, banyak yang berlomba-lomba memperbaiki diri dengan beribadah. Segala amalan baik dibulan Ramadhan akan mendapatkan ganjaran yang besar dari Allah SWT.
Berikut ini tradisi menyambut bulan Ramadhan di Jateng
- Dandangan
Dandangan merupakan tradisi menyambut bulan Ramadan atau puasa di Kabupaten Kudus, Jateng. Tradisi ini sudah dilaksanakan sejak 400 tahun silam, saat zaman Sunan Kudus.
Dandangan ditandai dengan pemukulan bedug di Menara Kudus sebagai penanda bulan puasa datang. Dandangan dapat dinikmati masyarakat luas karena pada dasarnya perayaannya menyerupai pasar malam.
- Dugderan
Dugderan merupakan tradisi menyambut Ramadan yang dilaksanakan di Kota Semarang. Dugderan sudah dilakukan sejak tahun 1881. Biasanya tradisi ini ditandai dengan karnaval, pesta rakyat, serta tabuh bedug di Masjid Agung Kauman. Tak hanya itu, Dugderan juga dihiasi dengan pembagian kue ganjel rel oleh Wali Kota Semarang.
- Megengan
Melansir dari warisanbudaya.kemendikbud.go.id megengan dilakukan oleh masyarakat Demak. Megengan ditandai dengan pesta rakyat di Alun-Alun Demak.
Sementara itu di Kabupaten Pati, megengan dilaksanakan dengan membawa nasi berkat atau nasi besek ke mushala untuk dilakukan doa bersama dan tahlilan.
- Gebyar Ki Aji Tunggal
Tradisi yang satu ini dilakukan masyarakat Desa Karangaji, Kecamatan Kedung, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah (Jateng). Gebyar Ki Aji Tunggal diisi dengan karnaval atau kirab budaya untuk mengingatkan masyarakat dimulalinya Ramadhan.
- Nyadran
Nyadran merupakan tradisi yang secara umum dilaksanakan masyarakat Jateng. Tradisi ini merupakan ziarah kubur ke makam keluarga, biasanya dilakukan berbondong-bondong.
Nyadran digelar dengan kegiatan kenduri, pembacaan ayat Al-Qur’an, tahlil, zikir, doa, dan bersih-bersih makam.